Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Akan Tampil dalam KTT Energi Asia di Bangkok

Kompas.com, 14 Mei 2024, 11:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan suhu rata-rata terakhir tahun ini di seluruh Asia mencapai rekor tertinggi, agenda KTT Future Energy Asia 2024 akan membantu memainkan peran penting dalam mewujudkan energi yang dapat diakses, terjangkau, berkelanjutan, dan andal bagi semua orang.

Puluhan ribu spesialis energi, politisi, pengambil keputusan industri, dan inovator dari seluruh dunia akan berkumpul pada acara tersebut, yang bertempat di Queen Sirikit National Convention Center di Bangkok, Thailand, pada tanggal 15-17 Mei 2024.

Pada acara ini, kebijakan pemerintahan, investasi di Asia-Pasifik peluang, dinamika pasar, dan inovasi teknologi, akan menjadi agenda utama.

Baca juga: Pertamina Hulu Energi Dalami Potensi Eksplorasi Hidrogen Natural

Pameran dan KTT Future Energy Asia akan dibuka dengan pidato utama mengenai kemajuan Asia netralitas karbon dan transisi ke mobilitas listrik dari Menteri dan Deputi Energi Thailand Perdana Menteri H.E. Pirapan Salirathavibhaga.

Memerangi perubahan iklim dengan mempercepat transisi energi ramah lingkungan di benua ini adalah hal yang sangat penting dan relevan mengingat keadaan iklim Asia tertinggi kedua di dunia.

Banyak negara Asia mengalami cuaca ekstrem yang memecahkan rekor sepanjang tahun, seperti Jepang, yang mengalami musim panas terpanas yang pernah tercatat.

Konferensi komprehensif Pameran dan KTT Future Energy Asia ini meliputi KTT Strategis, Konferensi Teknis, Forum Regulator Energi, Komisi Regulasi Energi Forum, Future Mobility Asia Strategic Summit, dan Future Mobility Asia Technical Conference.

Dilanjutkan dengan dialog penting seputar kontribusi Asia terhadap transisi energi global, dan menyoroti upaya dekarbonisasi yang sedang berlangsung di kawasan ini.

Baca juga: Perdalam Kerjasama Transisi Energi, Dubes Tilley Kunjungi Indonesia

Indonesia mengambil peran dalam acara ini dengan menghadirkan Ketua SKK Migas Dwi Soetjipto.

Dia akan berbicara pada KTT Strategis bersama para pemimpin sektor energi dan utilitas yang berpikiran maju di Asia, menjelaskan visi dan strategi transisi energi mereka dan program prioritasnya.

Kerangka acara ini bertujuan untuk mengkatalisasi strategi komprehensif di bidang energi lanskap, menekankan hasil praktis dan wawasan yang dapat ditindaklanjuti sebagai respons terhadap harga LNG saat ini volatilitas, keandalan, dan keterjangkauan.

Pameran dan KTT Future Energy Asia 2024 ini juga akan menampilkan inovasi-inovasi dankerangka kebijakan yang akan memandu transisi menuju emisi net-zero.

Baca juga: Puncak Produksi Listrik dari Energi Fosil Kemungkinan Telah Lewat

Dengan jajaran pembicara terkemuka, pertemuan puncak strategis yang komprehensif, dan dukungan dari raksasa industri, acara tersebut diperkirakan akan diberlakukan langkah signifikan menuju masa depan yang berkelanjutan.

Bangkok akan menjadi wadah bagi kawasan ini tantangan-tantangan tersebut bertemu dengan solusi global, yang menggarisbawahi peran penting Asia dalam mengarahkan dunia menuju lingkungan yang lebih bersih dan ramah lingkungan, jalur energi yang lebih andal dan berkelanjutan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IEA: Dunia Menjadi Lebih Hemat Energi, tetapi Belum Cukup Cepat
IEA: Dunia Menjadi Lebih Hemat Energi, tetapi Belum Cukup Cepat
Pemerintah
Intensifikasi Lahan Tanpa Memperluas Area Tanam Kunci Keberlanjutan Perkebunan Sawit
Intensifikasi Lahan Tanpa Memperluas Area Tanam Kunci Keberlanjutan Perkebunan Sawit
Swasta
Industri Penerbangan Asia Pasifik Siap Penuhi Target 5 Persen Avtur Berkelanjutan
Industri Penerbangan Asia Pasifik Siap Penuhi Target 5 Persen Avtur Berkelanjutan
Pemerintah
Indonesia Ingin Bangun PLTN, tapi Geopolitik Jadi Pertimbangan Utama
Indonesia Ingin Bangun PLTN, tapi Geopolitik Jadi Pertimbangan Utama
Pemerintah
Cerita dari Pulau Obi: Reklamasi Tambang Tak Sekadar Menanam Ulang
Cerita dari Pulau Obi: Reklamasi Tambang Tak Sekadar Menanam Ulang
Swasta
Momen Haru, Orangutan Artemis dan Gieke Kembali ke Hutan Setelah Rehabilitasi
Momen Haru, Orangutan Artemis dan Gieke Kembali ke Hutan Setelah Rehabilitasi
Pemerintah
Survei Deloitte: Eksekutif Terus Berinvestasi dalam Keberlanjutan
Survei Deloitte: Eksekutif Terus Berinvestasi dalam Keberlanjutan
Swasta
Arktik Terdalam Memanas, Krisis Iklim Meluas
Arktik Terdalam Memanas, Krisis Iklim Meluas
Pemerintah
IESR: RI Belum Siap Transisi Energi karena Lembaga Pembayaran Gelontorkan Dana ke Energi Fosil
IESR: RI Belum Siap Transisi Energi karena Lembaga Pembayaran Gelontorkan Dana ke Energi Fosil
LSM/Figur
BMKG Perkirakan Hujan Terjadi di Sejumlah Daerah hingga 27 November
BMKG Perkirakan Hujan Terjadi di Sejumlah Daerah hingga 27 November
Pemerintah
Ancaman Pengasaman Laut di Perairan Paparan Sunda
Ancaman Pengasaman Laut di Perairan Paparan Sunda
Pemerintah
Perubahan Iklim Berisiko Tingkatkan Penyakit Pernapasan hingga Gangguan Mental
Perubahan Iklim Berisiko Tingkatkan Penyakit Pernapasan hingga Gangguan Mental
LSM/Figur
Bentrok dengan Komitmen Iklim, Reklamasi Surabaya Ancam 900 Hektar Mangrove
Bentrok dengan Komitmen Iklim, Reklamasi Surabaya Ancam 900 Hektar Mangrove
LSM/Figur
Satu Dekade RI Gagal Capai Target Bauran Energi Terbarukan, Penasihat Presiden: Memang Kita Negara Berkembang
Satu Dekade RI Gagal Capai Target Bauran Energi Terbarukan, Penasihat Presiden: Memang Kita Negara Berkembang
LSM/Figur
Pemerintah Dinilai Tidak Kompak Dorong Energi Terbarukan
Pemerintah Dinilai Tidak Kompak Dorong Energi Terbarukan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau