KOMPAS.com - Forum Air Dunia atau World Water Forum (WWF) ke-10 pada 18-25 Mei di Bali mendatang dapat menjadi ajang kolaborasi lintas negara dalam pengembangan inovasi dan penelitian terhadap air.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
"Ketika kita bicara terkait air tidak ada batas negara. Untuk itu kita membutuhkan kolaborasi yang intens dengan mitra-mitra dari luar negeri," ujar Laksana sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Bali Jadi Agenda WWF
Handoko mengungkapkan Indonesia saat ini menghadapi dua masalah ekstrem terkait air, yang acapkali mengganggu stabilitas sosial dan ekonomi.
Pertama, sumber daya air untuk kehidupan. Sampai saat ini, masih banyak warga belum mampu mengakses air bersih.
Kedua, bencana hidrometeorologi. Fenomena ini disebabkan oleh kelebihan air seperti banjir.
"Semua itu melibatkan berbagai hal yang tidak hanya terkait air, tetapi juga tata kelola perkotaan, tata Kelola daerah aliran sungai, hingga perancangan perkotaan," kata Handoko.
Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF ke 10, Apa Manfaatnya?
Dia menambahkan, sebagian besar teknologi yang sudah diteliti dan dimanfaatkan adalah untuk penanganan pencemaran air, terutama danau dan juga daerah aliran sungai.
Menurutnya, BRIN yang tergabung dalam Dewan Sumber Daya Air Nasional saat ini fokus untuk menjamin ketersediaan air bersih yang notabene bersumber dari danau dan sungai.
"Di lain sisi kami juga mengembangkan sistem pemantauan untuk memitigasi bencana hidrometeorologi yang biasanya terjadi di hilir sungai," ujar Handoko.
Dalam WWF ke-10 mendatang, BRIN memamerkan beberapa produk inovasi mulai dari purwarupa tangga ikan hingga peluncuran aplikasi pemantauan danau secara nasional.
Baca juga: 10 Hotel di Nusa Dua Jadi Tempat Inap Tamu VIP dan VVIP WWF
Tangga ikan merupakan teknologi infrastruktur air sebagai inovasi dalam upaya merestorasi dan konservasi sumber daya ikan yang menurun akibat bangunan melintang sungai, seperti bendung maupun bendungan untuk pembangkit listrik, irigasi, hingga penyediaan air bersih.
Di negara-negara maju seperti di Eropa, Amerika, dan Australia, teknologi tangga ikan sudah diterapkan untuk merestorasi populasi ikan sungai.
Sedangkan di Indonesia sudah ada empat bendung atau bendungan yang dilengkapi dengan fasilitas tangga ikan.
Baca juga: Siap Layani Delegasi WWF ke-10, 440 Mobil Listrik Tiba di Pelabuhan Benoa
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya