Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putera Sampoerna Foundation Padukan Kurikulum Merdeka dan Global

Kompas.com - 18/05/2024, 06:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Putera Sampoerna Foundation (PSF) berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Salah satunya melalui kemitraan bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).

Komitmen dan dukungan PSF terhadap peningkatan kualitas pendidikan Indonesia dilakukan dalam bentuk ekosistem yang melibatkan pengajar, peserta didik, dan manajemen sekolah.

Pada ekosistem pendidikan ini, PSF menerapkan dua jenis kurikulum, yaitu kurikulum nasional dan internasional.

Baca juga: WVI Luncurkan Run for The East, Bangun Pendidikan Literasi di Papua

"Kurikulum nasional atau saat ini disebut dengan Kurikulum Merdeka, menjadi acuan bagi inisiatif School Development Outreach (SDO) dengan program-program yang banyak menargetkan guru di berbagai wilayah di Indonesia," ujar Senior Director Putera Sampoerna Foundation, Elan Merdy, dalam pernyataanya, Jumat (17/5/2024). 

Ia menjelaskan, ada tiga program dari inisiatif SDO, yaitu Guru Binar, Teachers Learning Center, dan Lighthouse School Program. 

Dalam pelaksanaan ketiga program tersebut, PSF menyesuaikan kebutuhan guru atas pembelajaran yang dilakukan, sesuai dengan kurikulum dari Kemendikbudristek, termasuk Kurikulum Merdeka.

Demi mendukung peningkatan karir dan kompetensi mengajar para guru sampai ke wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T), PSF-SDO mengembangkan materi-materi diseminasi untuk para fasilitator.

Baca juga: Semakin Tinggi Pendidikan Orangtua, Kian Baik Kualitas Pengasuhan Anak

Selanjutnya, diimbaskan kepada lebih banyak guru, dan diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar.

"Sementara itu, PSF juga memiliki inisiatif-inisiatif yang mengacu pada kurikulum internasional, yaitu Sampoerna Schools System di mana lebih berfokus pada peserta ajar," imbuhnya. 

Padukan kurikulum nasional dan internasional

Melalui program Sampoerna Academy, Sampoerna University, dan Beasiswa Kerja Sama Sampoerna, PSF memberikan akses kepada jenis pembelajaran dan pengajaran yang lebih luas.

Kendati demikian, menurutnya, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Sampoerna Schools System juga tetap sejalan dengan dengan Kurikulum Merdeka.

"Terutama pengaplikasian pendekatan belajar lewat pembelajaran berbasis proyek dan pengembangan karakter lewat kompetisi Communication, Collaboration, Creative, Critical Thinking, & Character (5C) yang diterapkan kepada peserta didik," tutur Elan. 

Baca juga: Dukung Pendidikan Agama, Sinar Primera Group Gelar Kegiatan Wakaf Al Quran

Dari ketiga program tadi, PSF berupaya mewujudkan ekosistem pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan berorientasi pada masa depan.

Sementara itu, figur publik sekaligus orang tua murid Sampoerna Academy BSD Donna Agnesia memberikan pandangannya terkait penerapan kurikulum internasional yang berdampak langsung pada proses belajar anaknya.

“Selama bersekolah di Sampoerna Academy sembilan bulan terakhir saya melihat perubahan signifikan pada anak saya, Sabrina," ujar Donna dalam talk show “Mensinergikan Pendidikan Kurikulum Merdeka dan Global untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia”.

Menurutnya, sang anak menjadi lebih komunikatif dan ekspresif menceritakan hari-harinya, memiliki inisiatif tinggi untuk belajar, sampai mengikuti lomba debat atas kemauan sendiri. 

Baca juga: Semakin Tinggi Pendidikan Orangtua, Kian Baik Kualitas Pengasuhan Anak

"Saya melihat, penerapan kurikulum Merdeka dan kurikulum internasional di Sampoerna Academy juga mempersiapkan anak-anak kita tidak hanya untuk menjadi warga Indonesia, tetapi juga warga dunia, baik dari segi akademis maupun karakter,” imbuh Donna. 

Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek RI Temu Ismail, juga menyampaikan pandangan terhadap ekosistem pendidikan yang dibangun PSF. 

“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pada PSF yang sejak dulu telah menjalankan kurikulum nasional dan internasional. Dalam praktiknya, tentu harus menghadapi banyak kendala, tetapi kami melihat PSF memiliki banyak potensi yang digali sehingga kedua kurikulum bisa berjalan," ujar Ismail.

Tentang Kejar Pijar dan PSF

Sebagai informasi, PSF berkolaborasi dengan Kemendikbudristek RI mengadakan rangkaian kegiatan bernama Kejar Pijar, singkatan dari Kreatif Mengajar Pintar Belajar. Kegiatan ini juga dalam rangka memeriahkan momentum Hari Pendidikan Nasional 2024. 

Puncak kegiatan digelar pada Rabu, (15/5/2024) di Kemendikbud RI, Jakarta, dengan rangkaian acara seperti eksibisi karya siswa Sampoerna University, pameran program School Development Outreach, dan pelaksanaan dua talk show. 

Baca juga: Mei 2024 Groundbreaking Ke-6 IKN, Fokus Sektor Pendidikan

Kejar Pijar PSF mengangkat tema “Mendukung Kelanjutan Merdeka Belajar Melalui Ekosistem Pendidikan yang Berkarakter dan Kritis” yang selaras dengan tema Hardiknas 2024, “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”.

Pada kesempatan tersebut, PSF juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, dan Pemerintah Kota Palu sebagai mitra program yang membangun dan memperkuat ekosistem pendidikan melalui implementasi Kurikulum Merdeka.

Selain bermitra dengan Kemendikbudristek RI, perusahaan juga mendorong semangat kolaborasi berdasarkan prinsip Public Private Partnership (3P) dengan berbagai pihak. 

"Kami sangat mengapresiasi dan menghargai setiap kontribusi yang diberikan dalam upaya ini, dan berharap kemitraan ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi kemajuan pendidikan di Indonesia,” pungkas Elan.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau