Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Tinggi Pendidikan Orangtua, Kian Baik Kualitas Pengasuhan Anak

Kompas.com - 05/04/2024, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Usia nol sampai tiga tahun merupakan periode penting bagi pertumbuhan manusia anak, dengan perkembangan otak mencapai 80 persen dari ukuran otak manusia dewasa.

Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal pada periode ini, diperlukan pengasuhan yang responsif yaitu tanggap terhadap kebutuhan dasar anak dan tersedianya bahan belajar di sekitar anak.

Namun, praktik pengasuhan anak yang tidak tepat di Indonesia ternyata masih tinggi. Menurut Laporan Anak Usia Dini Indonesia tahun 2021, empat dari 10 anak usia dini di Indonesia masih menerima pengasuhan yang tidak tepat.

Bukan hanya itu, menurut Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) tahun 2023, terdapat 5.604 kasus kekerasan terhadap anak, dengan 730 korbannya merupakan anak-anak berusia 0 hingga 5 tahun.

Dapat dikatakan pola pengasuhan dari orang tua di Indonesia relatif masih belum mendukung pertumbuhan anak yang optimal.

Berdasarkan hal ini, Tanoto Foundation bekerja sama dengan School of Parenting menyelenggarakan studi dengan judul “Optimizing Child Development Through the First Three Years: The Important of Responsive Parenting and Early Learning Stimulation”.

Studi kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui praktik pengasuhan anak yang responsif dan ketersediaan bahan belajar di sekitar anak pada anak usia 0-3 tahun di Indonesia yang hasilnya dapat menjadi dasar untuk intervensi dan penelitian lebih lanjut terhadap keluarga Indonesia.

Temuan dari studi ini dipaparkan oleh tim studi dalam acara Asian Conference on Psychology & the Behavioral Sciences (ACP 2024) ke-14 di Tokyo, Jepang, pada hari Jumat, 29 Maret 2024.

Dalam paparan ini tim studi mengemukakan perbedaan tingkat pendidikan, ekonomi, dan tempat tinggal pengasuh menjadi elemen yang berpengaruh terhadap optimalnya pengasuhan anak.

ECED Ecosystem Lead Tanoto Foundation Fitriani Herarti mengungkapkan, semakin tinggi tingkat pendidikan dan ekonomi orangtua atau pengasuh, cenderung semakin baik pula kualitas pengasuhan terhadap anak.

Pengasuh dengan pendidikan yang lebih tinggi memberikan permainan yang lebih bervariasi, seperti mainan fisik-motorik, edukatif, dan imajinatif seperti bermain peran, yang memberikan kesempatan anak bermain secara konstruktif.

"Sedangkan sebaliknya pengasuh dengan pendidikan dan ekonomi yang lebih rendah memberikan lebih banyak aktivitas fisik seperti berlari, menarik, dan mendorong yang hanya melatih motorik,” ucap Fitriana.

Orangtua dengan pendidikan yang lebih tinggi juga memiliki kesadaran yang lebih baik untuk menstimulasi anak dengan membacakan buku.

Ditemukan bahwa hanya 21,4 persen dari responden yang membacakan kepada anaknya minimal tiga kali seminggu, sedangkan 56,6 persen orang tua tidak pernah membacakan buku kepada anaknya.

"Temuan ini juga senada dengan rendahnya tingkat literasi di Indonesia yang juga perlu ditingkatkan,” sambung Fitriana.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau