"Artinya 15.968,75 tCO2e (ton karbon dioksida setara) per tahun," imbuh Aisya.
Lebih lanjut, Aisya menjelaskan sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) dapat memungkinkan kendaraan melewati gerbang tol tanpa berhenti.
"Implementasi MLFF dapat mengurangi emisi karbon melalui beberapa cara," ujar Aisya.
Pertama, mengurangi kemacetan karena kendaraan tidak perlu berhenti dan kemudian berakselerasi lagi, yang mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi.
Baca juga: Emisi Karbon Baterai Nikel Lebih Tinggi daripada LFP
Kedua, mengoptimalkan aliran lalu lintas. Dengan aliran lalu lintas yang lebih lancar, kecepatan rata-rata kendaraan bisa meningkat, yang umumnya lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar dibandingkan kecepatan yang fluktuatif.
Ia menjelaskan, menurut Laporan Internal BPJT dan Kementerian Perhubungan tentang implementasi MLFF di Indonesia, sistem MLFF bisa mengurangi emisi karbon di jalan tol hingga 20-30 persen, tergantung pada kondisi spesifik.
Jika efisiensi penurunan emisi dengan adanya MLFF adalah sebesar 20 persen, perhitungan potensi penurunan emisi dari MLFF dihitung dengan cara 20% x 15.968,75 tCO2e. Hasilnya adalah 3.193,75 tCO2e per tahun.
"Jadi dengan asumsi sebelumnya, implementasi MLFF di Indonesia berpotensi mengurangi emisi karbon di jalan tol sebesar 3.193,75 tCO2e per tahun," pungkas dia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya