Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipanggang Panas, Suhu New Delhi India Tembus 52,9 Derajat Celsius

Kompas.com, 31 Mei 2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Ibu Kota India, New Delhi, dilaporkan mengalami suhu yang sangat panas mencapai 52,9 derajat celsius pada Rabu (29/5/2024).

Selama hampir dua pekan, sebagian wilayah di India telah dilanda gelombang panas yang parah.

Departemen Meteorologi India melaporkan, suhu berkisar antara 46 sampai 50 derajat celsius di India Barat Laut.

Baca juga: Seratusan Monyet Howler di Meksiko Mati karena Panas Terik Menyengat

Sedangkan di India Barat, Tengah, dan Timur suhu berkisar antara 42 sampai 46 derajat celsius.

Suhu diperkirakan akan melonjak antara 2 sampai 3 derajat celsius selama tiga hari ke depan, dan secara bertahap turun antara 3 sampai 4 derajat celsius setelahnya.

Pada Rabu, stasiun pemantauan di seluruh New Delhi mencatat suhu maksimum berkisar antara 45,2 sampai 49,1 derajat celsius.

Akan tetapi, sebuah observatorium yang berlokasi di Mungeshpur melaporkan, suhu tertinggi mencapai 52,9 derajat celsius pada Rabu.

Baca juga: Eropa Bersiap Hadapi Musim Panas yang Lebih Terik

Di sisi lain, IMD menyampaikan laporan tersebut kemungkinan tidak benar. "Bisa jadi karena kesalahan pada sensor atau faktor lokal," kata IMD dalam siaran pers, Kamis (30/5/2024).

IMD menambahkan pihaknya sedang memeriksa data dan sensor di sana, sebagaimana dilansir Earth.org.

Suhu minimum pada malam hari di New Delhi hanya turun hingga sekitar 30 derajat celsius sehingga warga masih merasakan hawa yang panas.

Beberapa wilayah di Negara Bagian Uttar Pradesh yang berbatasan dengan Delhi juga mengalami suhu terik yang menyengat.

Contohnya Varanasi mencapai 46,7 derajat celsius, Churk 47 derajat celsius, Babatpur 47,4 derajat celsius, dan Sultanpur 46 derajat celsius.

Baca juga: Jepang Diprediksi Alami Musim Panas Lebih Terik Tahun Ini

Paling terdampak perubahan iklim

India menempati peringkat kesembilan dari 50 negara yang paling berisiko terdampak perubahan iklim.

Menurut laporan National Centre for Science and Environment pada 2023, India mengalami Agustus dan September terpanas dalam 122 tahun terakhir.

Awal bulan ini, pihak berwenang mengonfirmasi bahwa bulan April 2024 menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat di India Timur Laut.

Kala itu, Kepala IMD Mrutyunjay Mohapatra mengatakan, suhu panas di wilayah tersebut tidak sepenuhnya tak terduga.

Mohapatra mengatakan, kondisi ini sebagian disebabkan oleh El Nino serta sirkulasi anti-siklon di Teluk Benggala tengah yang terkait dengan kondisi panas dan kering di India bagian timur.

Baca juga: Gelombang Panas Perburuk Krisis Kemanusiaan di Gaza

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau