Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UKI dan USC Berkongsi, Dirikan AI Center di Indonesia

Kompas.com, 5 Juni 2024, 19:05 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Universitas Kristen Indonesia (UKI) bekerjasama dengan salah satu Universitas terkemuka di Amerika Serikat, University of Southern California (USC), membentuk pusat kecerdasan buatan (AI Center) berbasis universitas di Indonesia.

Tujuan dari AI Center tersebut adalah untuk membangun literasi Artificial Intelligence (AI) bagi masyarakat Indonesia, yang akan dimulai dari para mahasiswa UKI.

Pembina Yayasan Universitas Kristen Indonesia Edwin Soeryadjaya sangat antusias berkolaborasi dengan University of Southern California (USC), yang merupakan salah satu pemimpin dunia dalam pengembangan dan penerapan AI untuk pendidikan dan penelitian.

Baca juga: Perjuangan Yohana Menempuh Hutan Belantara Demi Pendidikan Anak Rimba

"Kami berharap AI Center UKI berkolaborasi dengan USC, akan melahirkan inovasi-inovasi lokal yang dapat bersaing pada tingkat global, serta memajukan sektor-sektor industri di Indonesia," ujar Edwin dalam pernyataannya, Rabu (5/6/2024). 

AI Center yang didirikan oleh UKI dengan kemitraan teknis dari USC ini bertujuan meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan AI, dengan menggabungkan keahlian dari kedua universitas untuk menghasilkan inovasi teknologi yang signifikan.

"AI Center juga akan menyediakan program pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi dalam bidang AI untuk mahasiswa dan profesional, serta membekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan pada era digital," imbuhnya. 

Potensi AI di Indonesia

Sebagai informasi, Indonesia berada pada peringkat ke-3 dunia sebagai penyumbang kunjungan aplikasi AI pada tahun 2023 yang mencapai 1,4 miliar kunjungan.

Sebagai negara dengan kunjungan aplikasi AI terbanyak, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan teknologi AI dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan.

Baca juga: Hidup Nomaden, Besarnya Tantangan Anak Rimba Mengenyam Pendidikan

“AI Center ini juga akan berfungsi dalam mendorong literasi AI di masyarakat dan jembatan untuk kolaborasi internasional, membuka peluang untuk proyek penelitian bersama, pertukaran akademik, dan mempercepat transformasi digital," papar Edwin. 

Menurutnya, AI center akan menjadi salah satu langkah strategis untuk menempatkan Indonesia dalam lingkup global sebagai negara yang berkomitmen dalam pengembangan dan penerapan teknologi kecerdasan buatan. 

Sementara itu, Rektor UKI Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono optimistis dengan sinergi UKI dan USC ini.

Ia menilai, kehadiran teknologi AI menjadi terobosan dalam dunia pendidikan dan personalisasi pembelajaran yang dapat memicu akselerasi pendidikan.

"Ini adalah momentum penting untuk UKI dan Indonesia untuk mendukung literasi AI, dan kami berkomitmen untuk memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin untuk kemajuan bersama,” tuturnya. 

Baca juga: Indonesia-Jerman Kerja Sama Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa waktu untuk Revolusi AI sudah tiba. Saat ini, masyarakat telah memasuki era Kecerdasan Buatan.

"Saat sebuah revolusi terjadi, pilihannya adalah untuk ikut pro-aktif, atau jadi penonton saja. Kerjasama UKI dengan USC semoga bisa menjadi salah satu akselerator pengertian dan pelatihan AI di Indonesia dengan lebih konkret," kata Project Advisor UKI AI Center, Holip Soekawan.

Menurutnya, AI memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai aspek secara positif. Dengan kemampuan menganalisis data secara cepat dan efisien, AI dapat memberikan wawasan yang bernilai bagi bisnis, ilmu pengetahuan, dan masyarakat secara umum.

Ketua Pengurus Yayasan UKI, Edward Sirait, berharap kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi yang memberikan dampak positif bagi kehidupan dan bisnis dalam berbagai sektor.

"Kerja sama ini adalah langkah penting dalam memajukan literasi AI dan mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan di era digital,” tutup Edward. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau