Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia-Jerman Kerja Sama Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri

Kompas.com - 05/04/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia dan Jerman menjadi kerja sama untuk mengembangkan pendidikan dan pelatihan vokasi industri.

Kerja sama tersebut tertuang dalam penantanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Malikal Zentrum Institute (MZI).

MZI merupakan country representative dari Lembaga Senior Experten Service (SES) Jerman di Indonesia.

Baca juga: Pekerjaan Hijau Jadi Peluang Lulusan Sekolah Vokasi

Kepala BPSDMI Masrokhan mengatakan, kerja sama tersebut bertujuan agar sumber daya manusia (SDM) lulusan unit pendidikan vokasi Kemenperin bisa memasuki pasar tenaga kerja Jerman.

Selain itu, para tenaga pengajar juga akan ditingkatkan kompetensinya melalui sharing keahlian dan keterampilan dari para ahli dari Jerman.

"Yang kita laksanakan melalui program SES dan Ausbildung yang difasilitasi oleh MZI," kata Masrokhan, sebagaimana dilansir dari siaran pers, Kamis (4/4/2024).

Dia menambahkan, unit pendidikan dapat memanfaatkan dan meningkatkan kompetensinya melalui SES.

Sedangkan alumni yang berminat dapat belajar dan bekerja di Jerman melalui program Ausbildung.

Baca juga: Martabe Dukung Peningkatan Kualitas Pendidikan Vokasi Pertanian

Ausbildung adalah program untuk mencetak SDM profesional spesialis sesuai standar kebutuhan industri terkini di Jerman.

Durasi program Ausbildung kurang lebih selama tiga tahun, tergantung jurusan atau bidang keahlian yang dipilih.

Ruang lingkup kerja sama tersebut yang terjalin meliputi pelatihan persiapan mengikuti program Ausbildung di Jerman bagi alumni unit pendidikan vokasi Kemenperin serta promosi peluang kerja di industri Jerman.

"Saya berharap akan banyak program kerja sama yang berlanjut setelah penandatanganan MoU ini," tutur Masrokhan.

Ada sekitar 348 jurusan atau bidang keahlian Ausbildung yang dapat diikuti oleh peserta pelatihan.

Baca juga: Delta Dunia Gandeng Sekolah Vokasi untuk Keberlanjutan Industri dan Kewirausahaan

Peserta akan dibimbing oleh mentor profesional bersertifikat Meister. Pada pertengahan dan akhir program, peserta wajib mengikuti ujian untuk memastikan mereka mencapai kompetensi yang menjadi standar industri Jerman.

Setelah lulus, peserta Ausbildung dapat kembali ke tanah air atau berkarier di Jerman.

Direktur Malikal Zentrum Institute (MZI) Adam Pamma menjelaskan, sejak 2014, SES telah mengirim para ahli Jerman ke Indonesia sebanyak lebih dari 400 orang.

"Hasil evaluasi kami menunjukkan tingkat kepuasan customer SES di Indonesia terhadap pendampingan yang dilakukan oleh SES expert dari Jerman mencapai lebih dari 98 persen," paparnya.

Selain itu, MoU tersebut juga membuka peluang fasilitasi rintisan kerja sama unit pendidikan vokasi Kemenperin dengan unit pendidikan dan industri di Jerman.

"Kami berharap nota kesepahaman yang kita tanda tangani hari ini dapat segera ditindaklanjuti melalui langkah langkah yang lebih konkret. Kami berterima kasih karena telah dilibatkan dalam kerja sama terkait pengembangan SDM industri di Indonesia," ucap Adam.

Baca juga: Schneider Indonesia Petik Manfaat dari Sekolah Vokasi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Krisis Iklim di Pakistan: Banjir adalah Normal Baru, Petani Berjudi dengan Alam
Krisis Iklim di Pakistan: Banjir adalah Normal Baru, Petani Berjudi dengan Alam
LSM/Figur
29 Bagian Tubuh Satwa Dilindungi Hendak Dijual, dari Kulit Beruang hingga Tengkorak Macan
29 Bagian Tubuh Satwa Dilindungi Hendak Dijual, dari Kulit Beruang hingga Tengkorak Macan
Pemerintah
Nikel dan Wajah Baru Morowali, dari Tanah Leluhur ke Pusat Industri Dunia
Nikel dan Wajah Baru Morowali, dari Tanah Leluhur ke Pusat Industri Dunia
Swasta
Dukung Pendidikan Inklusif, Garudafood Beri Beasiswa Santri Tunanetra hingga Anak Prasejahtera
Dukung Pendidikan Inklusif, Garudafood Beri Beasiswa Santri Tunanetra hingga Anak Prasejahtera
Swasta
Aliansi Perbankan Net Zero Hentikan Kegiatan Sementara
Aliansi Perbankan Net Zero Hentikan Kegiatan Sementara
Swasta
Paparan Logam dan Sulfat dalam Polusi Udara Berpotensi Tingkatkan Risiko Asma
Paparan Logam dan Sulfat dalam Polusi Udara Berpotensi Tingkatkan Risiko Asma
LSM/Figur
Tata Kelola Mangrove Perlu Terintegrasi dengan Tambak
Tata Kelola Mangrove Perlu Terintegrasi dengan Tambak
LSM/Figur
Krisis Iklim Makin Parah,  WALHI Desak Revisi UU Kehutanan Berparadigma Keadilan Ekologis
Krisis Iklim Makin Parah, WALHI Desak Revisi UU Kehutanan Berparadigma Keadilan Ekologis
LSM/Figur
Pesimis Kualitas Udara Jakarta Membaik, Menteri LH Ungkap Sumber Masalahnya
Pesimis Kualitas Udara Jakarta Membaik, Menteri LH Ungkap Sumber Masalahnya
Pemerintah
Badak di Kalimantan Timur Sisa Dua, Kemenhut Siapkan Induk Pengganti
Badak di Kalimantan Timur Sisa Dua, Kemenhut Siapkan Induk Pengganti
Pemerintah
Sudah Saatnya Penyelenggara Event Lebih Sustainable
Sudah Saatnya Penyelenggara Event Lebih Sustainable
Swasta
Studi Jawab Polemik Dampak Kebisingan Turbin Angin pada Manusia
Studi Jawab Polemik Dampak Kebisingan Turbin Angin pada Manusia
LSM/Figur
Produksi Daging Sapi di Brasil Picu Kenaikan Emisi Metana
Produksi Daging Sapi di Brasil Picu Kenaikan Emisi Metana
Pemerintah
Menteri LH: Banyak Produsen AMDK Pakai Air Tanah, Konservasi Cuma Mantra
Menteri LH: Banyak Produsen AMDK Pakai Air Tanah, Konservasi Cuma Mantra
Pemerintah
Laut Asam Melemahkan Gigi Hiu, Ancaman Baru bagi Predator Puncak
Laut Asam Melemahkan Gigi Hiu, Ancaman Baru bagi Predator Puncak
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau