Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedot Tinja Berteknologi IoT, Solusi Pengelolaan Limbah Berkelanjutan

Kompas.com - 15/06/2024, 15:22 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) yang dicanangkan Presiden Jokowi melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR) merupakan bagian dari pembangunan sanitasi untuk sektor pengelolaan air limbah domestik.

L2T2 wajib dilakukan oleh seluruh pemerintah kabupaten/kota sebagai upaya pencapaian program Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2019 yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu 100 persen tercapainya akses air bersih, 0 persen jumlah lingkungan kumuh dan 100 persen akses sanitasi layak.

Program L2T2 merupakan layanan penyedotan lumpur tinja yang dilakukan terjadwal bagi seluruh rumah tangga di kabupaten/kota yang bukan berdasarkan panggilan ketika tanki septik penduduk mampat atau mengalami luapan akibat terlalu penuh.

Baca juga: Sistem Kelola Air Limbah Losari Berteknologi Tinggi, Bisa Diadopsi IKN

Sebaliknya, semua pemilik tanki septik berhak mendapatkan layanan tersebut dengan durasi penyedotan antara 2-5 tahun sekali tergantung dari kondisi dan kesepakatan suatu daerah.

 

Merespons program pemerintah ini, Bima Sakti Alterra (BSA) berkomitmen menyediakan solusi yang disesuaikan dengan kondisi lokal.

BSA menawarkan solusi untuk limbah domestik dengan pengelolaan berkelanjutan yang memanfaatkan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan machine learning bernama Bima Sakti Smart IPALD System.

Terdapat dua lokasi, di mana BSA mengimplementasikan Smart IPALD System yakni pengelolaan limbah tinja di Suwung, Denpasar, Bali dengan kapasitas 4.000 meter kubik, dan pengelolaan limbah grey water  di Puspem Badung, berkapasitas 150 meter kubik.

Dari implementasi sistem ini, BSA mampu meningkatkan efisiensi, keamanan, dan keberlanjutan pengelolaan limbah domestik.

Diapresiasi Basuki

Partisipasi BSA melalui unjuk teknologi pengelolaan limbah dan air berbasis IoT dan machine learning ini mendapat perhatian dan apresiasi dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Saat perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Basuki mengapresiasi kemampuan BSA dalam menciptakan inovasi teknologi dalam negeri untuk mengatasi permasalahan terkait air dan limbah di Indonesia.

Basuki mengaku terkesan dengan teknologi yang dikembangkan oleh BSA, karena kualitas yang ditawarkan tidak kalah dengan teknologi asing.

Baca juga: Mengenal PDAM Pintar, Teknologi Solusi Air Buatan Indonesia

Direktur BSA Putri Respati pun menghargai respons positif Basuki terhadap teknologi BSA, yang merupakan karya asli buatan anak muda Indonesia.

"Tentunya respon yang baik ini akan menjadi motivasi bagi BSA agar terus dapat menghasilkan produk-produk berkualitas dan bermanfaat bagi negara tercinta ini,” ujar Putri kepada Kompas.com, Sabtu (15/6/2024).

Pasca perhelatan WWF, BSA kemudian mendapat banyak kesempatan berkolaborasi dengan sejumlah mitra dan kolaborator potensial, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Putri menuturkan, teknologi akan dapat berkembang secara optimal apabila disertai dengan dukungan dari berbagai pihak yang memiliki visi dan misi yang sama dalam mengatasi permasalahan air di tingkat lokal dan global.

“Kami optimistis dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan solusi yang lebih efektif dan optimal demi keberlanjutan air bersih dan pengelolaan limbah yang ada di Indonesia khususnya, dan dunia pada umumnya,” imbuh Putri.

Atas kemampuan mengelola air dan limbah dosmestik ini, BSA berencana memperluas solusi dan teknologi ke pasar internasional.

Baca juga: Digitalisasi Manajemen Air Bawa PDAM Jayapura yang Awalnya Sakit Jadi Sehat

BSA menawarkan kemitraan dengan perusahaan atau lembaga asing yang memiliki fokus serta visi misi senada menyangkut keberlanjutan air bersih dan limbah.

Kolaborasi ini harus didasari pada prinsip saling menguntungkan, penghormatan terhadap kedaulatan nasional, dan penyesuaian dengan konteks dalam negeri untuk memastikan keberhasilan dari implementasi solusi yang diadopsi.

BSA juga membuka kesempatan bagi instansi Pemerintah, swasta dan luar negeri, untuk mengimplementasikan proof of concept (POC) terhadap beberapa produk dan teknologi yang dimiliki.

"Proses POC yang diimplementasikan akan menjadi wawasan yang komprehensif untuk proses pengembangan teknologi dari BSA agar mampu menyediakan solusi optimal dan tepat sasaran," tuntas Putri.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Peneliti dari Ocean Gardener Temukan Koloni Karang Raksasa di Nusa Penida

Peneliti dari Ocean Gardener Temukan Koloni Karang Raksasa di Nusa Penida

LSM/Figur
WWF Indonesia Bikin Kampanye untuk Ajak Masyarakat Jaga Warisan Alam Tanah Air

WWF Indonesia Bikin Kampanye untuk Ajak Masyarakat Jaga Warisan Alam Tanah Air

LSM/Figur
Komisi UE Investasikan 4,6 Miliar Euro untuk Proyek Teknologi Bersih

Komisi UE Investasikan 4,6 Miliar Euro untuk Proyek Teknologi Bersih

Pemerintah
80 Persen Investor Tingkatkan Investasi Berkelanjutan Dalam  2 Tahun Ke Depan

80 Persen Investor Tingkatkan Investasi Berkelanjutan Dalam 2 Tahun Ke Depan

Pemerintah
WWF Indonesia Ajak Masyarakat Jaga Lingkungan Lewat Kampanye Beyond Wildlife

WWF Indonesia Ajak Masyarakat Jaga Lingkungan Lewat Kampanye Beyond Wildlife

Pemerintah
Produsen Mobil Global Gagal Penuhi Komitmen Transisi Kendaraan Listrik

Produsen Mobil Global Gagal Penuhi Komitmen Transisi Kendaraan Listrik

Pemerintah
Studi Ungkap Penyebab 2023 Jadi Tahun Terpanas

Studi Ungkap Penyebab 2023 Jadi Tahun Terpanas

Pemerintah
Pemerintah Bakal Luncurkan Biodiesel B40 pada 2025

Pemerintah Bakal Luncurkan Biodiesel B40 pada 2025

Pemerintah
Perdagangan Karbon Lintas Negara Bawa Kesempatan Sekaligus Tantangan bagi Pelaku Usaha Indonesia

Perdagangan Karbon Lintas Negara Bawa Kesempatan Sekaligus Tantangan bagi Pelaku Usaha Indonesia

Swasta
Restorasi Lahan Perlu Libatkan Masyarakat Adat Lebih Banyak

Restorasi Lahan Perlu Libatkan Masyarakat Adat Lebih Banyak

LSM/Figur
COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

Swasta
Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Swasta
Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau