KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) juga patut menjadi perhatian bersama, termasuk setiap kepala daerah, menjelang puncak musim kemarau tahun ini.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, jika sudah terjadi kebakaran, TPA akan lebih sulit diatasi.
Pasalnya, kebakaran yang telanjur terjadi di tumpukan sampah TPA didominasi oleh plastik.
Baca juga: Waspada, Kebakaran TPA Lepaskan Zat Beracun
"Pengaruh buruk asap kebakaran sampah itu terhadap lingkungan, kesehatan, dan perekonomian juga akan jauh lebih besar," kata Abdul, sebagaimana dilansir Antara, Senin (24/6/2024).
Berdasarkan rekapitulasi tim BNPB tercatat total ada sebanyak 46 kasus kebakaran di areal TPA yang terjadi sepanjang tahun 2023.
Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang kurang dari 30 kasus.
Dampak kebakaran TPA Sarimukti di Bandung Barat, Jawa Barat dan TPA Sawung di Denpasar, Bali menjadi yang terbesar tahun lalu.
Baca juga: 14 TPA Kebakaran dalam 3 Bulan, Berikut Daftarnya
Dia menjelaskan, TPA Sarimukti yang sebelumnya merupakan jurang dengan kedalaman 30 meter saat itu sudah penuh tertutupi oleh tumpukan sampah hingga setinggi 60 meter ke atas, lalu kemudian terbakar.
Begitupun kebakaran di TPA Sawung dengan luas areal yang terbakar 32,4 hektare hingga memengaruhi penerbangan, karena jaraknya hanya terpaut tujuh kilometer dari Bandara I Gusti Ngurah Rai.
"Puluhan meter tumpukan sampah terbakar hingga ke bawah yang hampir dapat dipastikan penyebabnya karena kelalaian manusia. Ditambah faktor pendukung berupa kemarau dengan terik matahari dan gas metana dari sampah memunculkan api cepat menyebar," ujar Abdul.
Karena itu, menurut dia, upaya pencegahan kebakaran di TPA juga tidak boleh dikesampingkan.
Baca juga: Walhi: Rentetan Kebakaran TPA di Jateng karena Kurang Mitigasi
Dalam hal ini dibutuhkan langkah cepat dari pemerintah daerah yang sama intensnya dengan pencegahan kebakaran pada kawasan hutan dan lahan gambut.
BNPB merekomendasikan pencegahan tersebut ditempuh dengan membentuk dan memaksimalkan kerja tim satuan tugas (satgas) darat sejak dini untuk melakukan pengawasan dan penyiraman air pada tumpukan sampah dalam areal TPA.
Memaksimalkan kerja tim Satgas darat yang beranggotakan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri, hingga Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu dilakukan seperti dengan memenuhi kebutuhan peralatan mereka di lapangan.
"Masih ada waktu sebelum masuk puncak musim kemarau yang diprakirakan berlangsung pada Juli-Agustus termasuk untuk melakukan modifikasi cuaca bila kondisinya memang sudah terdesak karena wilayah sasaran sudah sangat kering," ucap Abdul Muhari.
Baca juga: Sampah Warga 170 Ton Per Hari, TPA Regional Bangka Tak Kunjung Terealisasi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya