Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/06/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) juga patut menjadi perhatian bersama, termasuk setiap kepala daerah, menjelang puncak musim kemarau tahun ini.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, jika sudah terjadi kebakaran,  TPA akan lebih sulit diatasi.

Pasalnya, kebakaran yang telanjur terjadi di tumpukan sampah TPA didominasi oleh plastik.

Baca juga: Waspada, Kebakaran TPA Lepaskan Zat Beracun

"Pengaruh buruk asap kebakaran sampah itu terhadap lingkungan, kesehatan, dan perekonomian juga akan jauh lebih besar," kata Abdul, sebagaimana dilansir Antara, Senin (24/6/2024).

Berdasarkan rekapitulasi tim BNPB tercatat total ada sebanyak 46 kasus kebakaran di areal TPA yang terjadi sepanjang tahun 2023.

Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang kurang dari 30 kasus.

Dampak kebakaran TPA Sarimukti di Bandung Barat, Jawa Barat dan TPA Sawung di Denpasar, Bali menjadi yang terbesar tahun lalu.

Baca juga: 14 TPA Kebakaran dalam 3 Bulan, Berikut Daftarnya

Dia menjelaskan, TPA Sarimukti yang sebelumnya merupakan jurang dengan kedalaman 30 meter saat itu sudah penuh tertutupi oleh tumpukan sampah hingga setinggi 60 meter ke atas, lalu kemudian terbakar.

Begitupun kebakaran di TPA Sawung dengan luas areal yang terbakar 32,4 hektare hingga memengaruhi penerbangan, karena jaraknya hanya terpaut tujuh kilometer dari Bandara I Gusti Ngurah Rai.

"Puluhan meter tumpukan sampah terbakar hingga ke bawah yang hampir dapat dipastikan penyebabnya karena kelalaian manusia. Ditambah faktor pendukung berupa kemarau dengan terik matahari dan gas metana dari sampah memunculkan api cepat menyebar," ujar Abdul.

Karena itu, menurut dia, upaya pencegahan kebakaran di TPA juga tidak boleh dikesampingkan.

Baca juga: Walhi: Rentetan Kebakaran TPA di Jateng karena Kurang Mitigasi

Dalam hal ini dibutuhkan langkah cepat dari pemerintah daerah yang sama intensnya dengan pencegahan kebakaran pada kawasan hutan dan lahan gambut.

BNPB merekomendasikan pencegahan tersebut ditempuh dengan membentuk dan memaksimalkan kerja tim satuan tugas (satgas) darat sejak dini untuk melakukan pengawasan dan penyiraman air pada tumpukan sampah dalam areal TPA.

Memaksimalkan kerja tim Satgas darat yang beranggotakan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri, hingga Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu dilakukan seperti dengan memenuhi kebutuhan peralatan mereka di lapangan.

"Masih ada waktu sebelum masuk puncak musim kemarau yang diprakirakan berlangsung pada Juli-Agustus termasuk untuk melakukan modifikasi cuaca bila kondisinya memang sudah terdesak karena wilayah sasaran sudah sangat kering," ucap Abdul Muhari.

Baca juga: Sampah Warga 170 Ton Per Hari, TPA Regional Bangka Tak Kunjung Terealisasi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Kerusakan Laut, Penggunaan Plastik Harus Dikurangi hingga 25 Persen

Cegah Kerusakan Laut, Penggunaan Plastik Harus Dikurangi hingga 25 Persen

Pemerintah
Polusi Ozon Berpotensi Kurangi Pertumbuhan Hutan Tropis

Polusi Ozon Berpotensi Kurangi Pertumbuhan Hutan Tropis

LSM/Figur
Aeon Environmental Foundation Lanjutkan Misi Hijau, Tanam Ribuan Mangrove di PIK Jakarta

Aeon Environmental Foundation Lanjutkan Misi Hijau, Tanam Ribuan Mangrove di PIK Jakarta

Swasta
Pemerintah Perlu Dorong Bahan Lokal untuk Ketahanan Pangan

Pemerintah Perlu Dorong Bahan Lokal untuk Ketahanan Pangan

Pemerintah
Komitmen Implementasikan ESG, The Sanur Terima Asian Impact Awards 2024

Komitmen Implementasikan ESG, The Sanur Terima Asian Impact Awards 2024

Swasta
Peneliti Kembangkan Metode Daur Ulang Logam Limbah Elektronik

Peneliti Kembangkan Metode Daur Ulang Logam Limbah Elektronik

Pemerintah
Integrasi AI ke Sektor Pertanian Diproyeksikan Bisa Bantu Ketahanan Pangan

Integrasi AI ke Sektor Pertanian Diproyeksikan Bisa Bantu Ketahanan Pangan

Pemerintah
Pakar Kelautan Definisikan Ulang Konsep Penangkapan Ikan Berkelanjutan

Pakar Kelautan Definisikan Ulang Konsep Penangkapan Ikan Berkelanjutan

Pemerintah
IESR: Kapasitas PLTU Perlu Dikurangi 2-3 GW per Tahun hingga 2045

IESR: Kapasitas PLTU Perlu Dikurangi 2-3 GW per Tahun hingga 2045

LSM/Figur
Agincourt Resources Sabet Penghargaan Kaidah Pertambangan yang Baik

Agincourt Resources Sabet Penghargaan Kaidah Pertambangan yang Baik

Swasta
Menilik Tantangan, Peluang, dan Masa Depan Ketahanan Air Berkelanjutan di Tanah Air

Menilik Tantangan, Peluang, dan Masa Depan Ketahanan Air Berkelanjutan di Tanah Air

Swasta
Pemerintah Target Tambah Kapasitas Terpasang PLTB 5 GW hingga 2030

Pemerintah Target Tambah Kapasitas Terpasang PLTB 5 GW hingga 2030

Pemerintah
Riset: Mengurangi Kecepatan Pesawat Bisa Turunkan Emisi Karbon

Riset: Mengurangi Kecepatan Pesawat Bisa Turunkan Emisi Karbon

Swasta
Asa dari Lahan Bekas Tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara

Asa dari Lahan Bekas Tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara

Swasta
PT GNI Upayakan Perbaikan Gizi dan Kesehatan Warga Lingkar Industri

PT GNI Upayakan Perbaikan Gizi dan Kesehatan Warga Lingkar Industri

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau