Dari sisi ekonomi, hasil budi daya maggot dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak, pupuk kasgot untuk perkebunan, lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot), dan maggot kering untuk pakan ikan hias.
“Inisiasi program ini menjadi harapan baru bagi masyarakat untuk lebih peduli menjaga lingkungan dan menambah pendapatan keluarga. Program ini layak untuk diduplikasi dan ditiru oleh semua pihak,” ujar CEO Biomagg, Aminudi.
Siti Aisyah, peserta program yang juga Ketua RT setempat, memberikan apresiasi pada program budi daya maggot yang baru pertama kali ada di lingkungannya. Dia mengaku terbantu dengan adanya pelatihan dan dukungan teknis yang ternyata sangat praktis dilakukan dari rumah.
“Saya mengapresiasi program budi daya maggot binaan Garudafood ini sehingga kini budi daya maggot semakin populer di kalangan masyarakat dan kami pun telah merasakan sendiri manfaatnya baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi,” ungkap Siti Aisyah.
Sebagai bagian dari CSR berkelanjutan Garudafood, “Program Pengelolaan Limbah Organik Rumah Tangga melalui Metode Biokonversi Maggot BSF” turut mendukung komitmen Sustainable Development Goals (SDGs) berfokus pada SDG Poin 11 tentang Kota dan Permukiman Berkelanjutan yakni dengan meningkatkan pengelolaan limbah di perkotaan.
Gerakan ini juga mendukung SDG Poin 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab dengan mengurangi limbah organik rumah tangga dan memanfaatkan kembali, serta SDG Poin 8 tentang Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dengan menciptakan peluang penghasilan tambahan melalui manajemen limbah dan budi daya maggot yang berpotensi menguatkan ekonomi lokal di lingkungan warga Jatijajar.
Melalui budi daya maggot ini, setidaknya warga setempat telah membantu mengurangi volume sampah yang biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Baca juga: Atasi Sampah di Yogyakarta, DLH Minta Masyarakat Aktifkan Kembali Bank Sampah
Sejak 2021 hingga Juni 2024, Garudafood telah mengolah dan mencegah timbunan sampah organik berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) sebesar 33,49-ton sampah, menghasilkan lebih dari 7,5-ton maggot BSF bernilai ekonomis, mengedukasi lebih dari 60 kepala keluarga.
Dari upaya ini, Garudafood berhasil mencegah terbentuknya emisi gas rumah kaca setara dengan 122,24-ton karbon dioksida ekuivalen.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya