Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hijrah Saputra
Dosen

Saya adalah dosen di Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga. Bidang keahlian saya kebencanaan di mana fokus utamanya adalah pengelolaan risiko bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan banjir untuk meningkatkan respons terhadap bencana. Sehingga tujuan akhirnya adalah pada mitigasi bencana yang berbasis pada masyarakat dengan memahami dan mengelola ancaman bencana alam secara efektif.

Kebencanaan di Indonesia: Antara Realitas Pahit dan Harapan Resilien

Kompas.com - 01/07/2024, 09:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika permukiman dan lahan pertanian dibangun tanpa mempertimbangkan risiko bencana, maka korban jiwa dan materi akan menjadi konsekuensi.

Selain itu, perubahan iklim global telah memperumit masalah. Perubahan cuaca dan peningkatan suhu global menyebabkan bencana seperti banjir, kekeringan, dan badai menjadi lebih sering dan lebih parah.

Dengan lokasinya yang strategis di garis khatulistiwa, Indonesia merasakan langsung perubahan ini. El Niño dan La Niña memengaruhi pola hujan, yang pada akhirnya memengaruhi produktivitas pertanian dan ketersediaan air bersih.

Di sisi lain, peningkatan permukaan air laut mengancam pulau-pulau kecil dan garis pantai yang rendah.

Untuk menghadapi kenyataan ini, kita harus bertindak proaktif daripada reaktif. Penanggulangan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak.

Setiap orang, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, komunitas lokal, dan setiap orang memiliki tugas yang harus dilakukan. Kesiapsiagaan bencana adalah tanggung jawab seluruh masyarakat, bukan hanya pemerintah.

Semua siswa, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, harus dididik tentang mitigasi bencana. Media massa dan platform digital harus digunakan untuk menyebarkan informasi tentang cara meningkatkan ketahanan komunitas dan mengurangi risiko bencana.

Untuk membangun sistem peringatan dini yang efektif dan respons bencana yang cepat, kolaborasi antarlembaga, baik swasta maupun pemerintah harus diperkuat.

Selain itu, penelitian dan pengembangan teknologi yang berguna untuk mitigasi bencana harus terus didorong untuk memungkinkan kita menggunakan semua sumber daya yang ada untuk mengurangi dampak bencana.

Kebijakan dan regulasi

Meskipun kebijakan dan peraturan Indonesia untuk mengurangi risiko bencana telah berkembang pesat, masih ada beberapa masalah yang perlu diperbaiki.

Koordinasi antarkementerian. Salah satu keluhan paling umum adalah tidak ada kerja sama yang baik antara kementerian dan lembaga pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan pengurangan risiko bencana. Hal ini dapat mengganggu pengambilan keputusan dan pelaksanaan tindakan.

Implementasi sistem peringatan dini. Indonesia memiliki sistem peringatan dini bencana seperti tsunami, tetapi masih ada masalah dalam menerapkannya.

Kritik termasuk kurangnya perawatan peralatan, seperti buoy tsunami yang sering hilang atau rusak, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya evakuasi segera setelah gempa bumi.

Pengembangan infrastruktur yang tangguh. Meskipun ada rencana untuk pengembangan infrastruktur yang tangguh, masih ada beberapa masalah untuk menyelesaikannya.

Ini termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kolaborasi pemerintah lokal dalam pengembangan infrastruktur yang tangguh, serta peningkatan sumber daya dan keuangan untuk pembiayaan infrastruktur.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kompleksitas Sawit di Tesso Nilo adalah Buah Ketidaktegasan Pemerintah
Kompleksitas Sawit di Tesso Nilo adalah Buah Ketidaktegasan Pemerintah
Pemerintah
Komisi Eropa Berencana Batalkan Penyusunan Regulasi Anti-Greenwashing
Komisi Eropa Berencana Batalkan Penyusunan Regulasi Anti-Greenwashing
Pemerintah
Lawan Krisis Iklim, BRIN Genjot Pemuliaan Tanaman Buah Pakai Speed Breeding
Lawan Krisis Iklim, BRIN Genjot Pemuliaan Tanaman Buah Pakai Speed Breeding
Pemerintah
APP Group Raih Penghargaan Perusahaan Budaya Kerja dan Komitmen Lingkungan Kuat
APP Group Raih Penghargaan Perusahaan Budaya Kerja dan Komitmen Lingkungan Kuat
Swasta
Riset: Green Roof Kurangi Mikroplastik di Udara hingga 97,5 Persen
Riset: Green Roof Kurangi Mikroplastik di Udara hingga 97,5 Persen
LSM/Figur
Jual Bagian Tubuh Satwa Dilindungi, Pria di Gresik Terancam 15 Tahun Penjara
Jual Bagian Tubuh Satwa Dilindungi, Pria di Gresik Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Program Dospulkam, Dosen IPB Ajarkan Konsep Kemiskinan dan Kesejahteraan ke Santri
Program Dospulkam, Dosen IPB Ajarkan Konsep Kemiskinan dan Kesejahteraan ke Santri
Pemerintah
Pantai Bisa Jadi Kelas Alam, Tempat Belajar Keragaman Burung Laut
Pantai Bisa Jadi Kelas Alam, Tempat Belajar Keragaman Burung Laut
LSM/Figur
Bagaimana agar Jakarta Bebas Sampah? Ibu Rumah Tangga dan Abang Ojol Beri Saran
Bagaimana agar Jakarta Bebas Sampah? Ibu Rumah Tangga dan Abang Ojol Beri Saran
LSM/Figur
Jaga Bumi lewat Inovasi Cetak, Ini Kisah Praktik Keberlanjutan Pandawa 24 Jam
Jaga Bumi lewat Inovasi Cetak, Ini Kisah Praktik Keberlanjutan Pandawa 24 Jam
LSM/Figur
Pembangunan Sembarangan di Luar Kawasan Lindung Ancam Biodiversitas
Pembangunan Sembarangan di Luar Kawasan Lindung Ancam Biodiversitas
LSM/Figur
Kelola Kotoran Ternak Jadi Biogas Bisa Kurangi Emisi hingga 80 Persen
Kelola Kotoran Ternak Jadi Biogas Bisa Kurangi Emisi hingga 80 Persen
LSM/Figur
DEN Minim Perempuan, Kebijakan Energi Bisa Luput dari Kebutuhan Nyata
DEN Minim Perempuan, Kebijakan Energi Bisa Luput dari Kebutuhan Nyata
LSM/Figur
Ditambang, Pulau Citlim yang Cuma 22,94 Kilometer Persegi Rusak Parah
Ditambang, Pulau Citlim yang Cuma 22,94 Kilometer Persegi Rusak Parah
Pemerintah
Kemarau tetapi Hujan, BMKG Minta Petani Cerdas Kelola Air
Kemarau tetapi Hujan, BMKG Minta Petani Cerdas Kelola Air
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau