Jika permukiman dan lahan pertanian dibangun tanpa mempertimbangkan risiko bencana, maka korban jiwa dan materi akan menjadi konsekuensi.
Selain itu, perubahan iklim global telah memperumit masalah. Perubahan cuaca dan peningkatan suhu global menyebabkan bencana seperti banjir, kekeringan, dan badai menjadi lebih sering dan lebih parah.
Dengan lokasinya yang strategis di garis khatulistiwa, Indonesia merasakan langsung perubahan ini. El Niño dan La Niña memengaruhi pola hujan, yang pada akhirnya memengaruhi produktivitas pertanian dan ketersediaan air bersih.
Di sisi lain, peningkatan permukaan air laut mengancam pulau-pulau kecil dan garis pantai yang rendah.
Untuk menghadapi kenyataan ini, kita harus bertindak proaktif daripada reaktif. Penanggulangan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak.
Setiap orang, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, komunitas lokal, dan setiap orang memiliki tugas yang harus dilakukan. Kesiapsiagaan bencana adalah tanggung jawab seluruh masyarakat, bukan hanya pemerintah.
Semua siswa, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, harus dididik tentang mitigasi bencana. Media massa dan platform digital harus digunakan untuk menyebarkan informasi tentang cara meningkatkan ketahanan komunitas dan mengurangi risiko bencana.
Untuk membangun sistem peringatan dini yang efektif dan respons bencana yang cepat, kolaborasi antarlembaga, baik swasta maupun pemerintah harus diperkuat.
Selain itu, penelitian dan pengembangan teknologi yang berguna untuk mitigasi bencana harus terus didorong untuk memungkinkan kita menggunakan semua sumber daya yang ada untuk mengurangi dampak bencana.
Meskipun kebijakan dan peraturan Indonesia untuk mengurangi risiko bencana telah berkembang pesat, masih ada beberapa masalah yang perlu diperbaiki.
Koordinasi antarkementerian. Salah satu keluhan paling umum adalah tidak ada kerja sama yang baik antara kementerian dan lembaga pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan pengurangan risiko bencana. Hal ini dapat mengganggu pengambilan keputusan dan pelaksanaan tindakan.
Implementasi sistem peringatan dini. Indonesia memiliki sistem peringatan dini bencana seperti tsunami, tetapi masih ada masalah dalam menerapkannya.
Kritik termasuk kurangnya perawatan peralatan, seperti buoy tsunami yang sering hilang atau rusak, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya evakuasi segera setelah gempa bumi.
Pengembangan infrastruktur yang tangguh. Meskipun ada rencana untuk pengembangan infrastruktur yang tangguh, masih ada beberapa masalah untuk menyelesaikannya.
Ini termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kolaborasi pemerintah lokal dalam pengembangan infrastruktur yang tangguh, serta peningkatan sumber daya dan keuangan untuk pembiayaan infrastruktur.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya