Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2024, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan, dunia usaha wajib mengubah paradigma dari yang semula mengejar pertumbuhan ekonomi semata menjadi fokus pada aspek keberlanjutan.

Aspek keberlanjutan tersebut mencakup lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social, and governance (ESG).

Hal tersebut disampaikan Suharso dalam kegiatan Green Economy Expo 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Baca juga: Indonesia Olah Limbah, Komitmen Keberlanjutan Lingkungan

Berdasarkan Global Investor Survey 2023, 75 persen investor telah menerapkan ESG, yakni konsep yang mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi, maupun bisnis secara berkelanjutan sesuai kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Perubahan paradigma ini dinilai tidak lepas dari upaya dunia memitigasi dampak perubahan iklim akibat kenaikan emisi gas rumah kaca.

"ESG sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang diinisiasi UN (United Nations atau PBB) sejak 2015 untuk mengakhiri kelaparan, melindungi bumi, dan mewujudkan kesejahteraan," kata Soeharso, sebagaimana dilansir Antara.

Peluang untuk mendapatkan investasi global terkait ESG terbuka lebar dengan adanya Principles for Responsible Investment (PRI) yang didukung oleh PBB.

Baca juga: Dukung Keberlanjutan, Rentokil Initial Indonesia Gunakan Motor Listrik untuk Operasional

Total nilai pasar atau Asset Under Management (AUM) dari PRI sampai 2021 mencapai 121,3 triliun dollar Amerika Serikat (AS) atau meningkat hampir dua kali lipat sejak 2016.

"Berdasarkan data PricewaterhouseCoopers (PwC), banyak investor yang tertarik untuk mendanai sektor energi, pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan karena urgensi dari perubahan iklim dan isu-isu lingkungan global," ujar dia.

Menurut Suharso, ekonomi hijau yang mengandung aspek keberlanjutan akan menjadi mesin pendorong transisi menuju pertumbuhan berkelanjutan melalui transisi energi terbarukan.

Baca juga: Berbagai Strategi Konsorsium AEPIC Bumikan Keberlanjutan di Asia

Selain itu penerapan ekonomi sirkular dan bioekonomi, pengelolaan hutan lestari, serta peningkatan tenaga kerja di sektor ekonomi hijau.

Dia menambahkan, ekonomi hijau menjadi inovasi yang membuka peluang baru untuk mengubah tantangan pembangunan menjadi kemajuan yang berkeadlian terhadap lingkungan alam kita.

"Pertumbuhan ekonomi hijau diharapkan mampu mendorong pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang bijak, lestari, dan berkelanjutan, sehingga menjamin pemenuhan kebutuhan dasar untuk kesejahteraan masyarakat," tutur Soeharso.

Baca juga: Konsorsium Keberlanjutan Pertama di Asia Dorong Kolaborasi ESG

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah
DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

Pemerintah
Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Pemerintah
Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

BUMN
Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Pemerintah
1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

LSM/Figur
Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

LSM/Figur
Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program 'AKSI' di Banjarnegara Jateng

Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program "AKSI" di Banjarnegara Jateng

BUMN
Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

LSM/Figur
Dianggap Berhasil Tangani Emisi dan Iklim, RI Raih Penghargaan Green Eurasia 2024

Dianggap Berhasil Tangani Emisi dan Iklim, RI Raih Penghargaan Green Eurasia 2024

Pemerintah
BI Luncurkan Kalkulator Hijau, Perusahaan Bisa Langsung Hitung Emisi

BI Luncurkan Kalkulator Hijau, Perusahaan Bisa Langsung Hitung Emisi

Pemerintah
Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

LSM/Figur
Baru Dilantik, DPR Dituntut Perjuangkan UU Kriris Iklim

Baru Dilantik, DPR Dituntut Perjuangkan UU Kriris Iklim

Pemerintah
Perencanaan Kebijakan Harus Pahami Perubahan Iklim Regional

Perencanaan Kebijakan Harus Pahami Perubahan Iklim Regional

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau