Hanny menilai, upaya kolaboratif dan inovatif adalah kunci untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada, serta mencapai dekarbonisasi industri yang berkelanjutan di Indonesia.
Ekonomi sirkular juga dikatakan memiliki banyak manfaat. Tidak hanya akan mengurangi emisi karbon, tetapi juga meningkatkan daya saing industri Indonesia di tingkat global.
"Saya yakin pendekatan circular economy ini akan memberikan dampak positif," ujarnya.
Menanggapi tantangan yang ada, Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, peran pemerintah sangat dibutuhkan.
“Peran pemerintah menjadi sangat penting di sini. Terutama dalam rangka melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha,” kata perempuan yang akrab disapa Winny itu.
Dalam lingkup masyarakat, ia menyebut pemerintah dapat memberikan edukasi dari hal terkecil, misalnya yang terkait aktivitas sehari-sehari generasi muda.
Seperti mengumpulkan sampah botol plastik ke vending machine, untuk kemudian diolah menjadi bahan baku produk plastik berikutnya.
Kegiatan ini tentunya dapat mengurangi emisi dari limbah, sekaligus sebagai penerapan ekonomi sirkular.
“Kedua, edukasi kepada pelaku usaha mengenai pentingnya ini dan bagaimana kalau mereka menerapkan ini, menjadi kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan,” tutur Winny.
Baca juga: Alumni Unika Atma Jaya Jakarta Dukung Ekonomi Hijau
Namun, khusus pelaku usaha, ia menilai harus diiringi dengan regulasi dan sistem insentif, sehingga tidak hanya muncul kesadaran.
Sementara, Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Priyanto Rohmattullah mengatakan ekosistem tengah dibentuk, agar ekonomi sirkular di Indonesia dapat berjalan baik.
“Kita sedang menyiapkan ekosistem untuk mencapai tujuan bahwa ekonomi sirkuler dan ekonomi linier kita harus menyediakan ekosistem sejak awal,” ujar Priyanto.
Ia mengakui, saat ini ekonomi sirkular memang sudah dijalankan di Indonesia, namun masih terbatas pada gerakan atau belum terstruktur.
Menurutnya, ekonomi sirkular memiliki potensi sebesar Ro 500 triliun sehingga mampu mendongkrak perekonomian dalam negeri. Oleh karena itu, berbagai aturan sedang disiapkan agar ekosistem ekonomi sirkular dapat terbentuk di Indonesia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya