JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggelar Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation, and Circularity, di Jakarta Convention Center (JCC) pada 3-5 Juli 2024.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan bahwa Green Economy Expo menjadi forum bagi para pemangku kepentingan untuk mendukung pembangunan inklusif dan berkelanjutan melalui implementasi ekonomi hijau.
“Jika diterapkan dengan serius di lima sektor prioritas yakni pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi, dan tekstil, ekonomi sirkular berpotensi memberikan manfaat tinggi pada pembangunan kita," ujar Suharso saat membuka Green Economy Expo, Rabu (3/7/2024).
Baca juga: Bappenas Luncurkan Peta Jalan Ekonomi Sirkular 2025-2045
Pasalnya, ekonomi sirkular dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia antara Rp 593 hingga 638 triliun.
Selain itu, menciptakan 4,4 juta lapangan kerja hijau hingga pada 2030 dengan 75 persen tenaga kerja perempuan, mengurangi timbulan limbah 18-52 persen dibandingkan business as usual pada 2030, dan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 126 juta ton CO2.
Suharso mengungkapkan, transformasi ekonomi hijau merupakan komitmen Pemerintah Indonesia mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
"Menjadi Negara Nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam pembangunan," imbuhnya.
Pada hari pertama pameran, Menteri Suharso juga meluncurkan dua dokumen penting, yaitu: Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia, serta Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan.
Ia pun berharap pameran ini menjadi melting point gagasan dan perumusan solusi berbagai persoalan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Saya mengajak kita semua untuk menjadi bagian dari ekonomi hijau, sebagai akselerator perubahan,” ujar Menteri Suharso.
Dalam gelaran tersebut, Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen mendorong peningkatan ekonomi sirkular, dengan menyusun rencana pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif untuk 20 tahun ke depan.
"Eco industrial park sudah ada peraturannya. Selanjutnya, ada beberapa kawasan industri yang memang kita dorong untuk menjadi kawasan industri hijau. Dan ini menerapkan implementasi green dan circular economy di Indonesia," paparnya dalam sesi Circular Talks hari kedua, Kamis (4/7/2024).
“Kami sedang menyiapkan ekosistem untuk mencapai tujuan ekonomi sirkular dan ekonomi linier, kita harus menyediakan ekosistem sejak awal,” ujar Priyanto dalam Circular Talks hari pertama, Rabu.
Pasalnya, hingga kini ekonomi sirkular yang berjalan masih belum terstruktur. Nantinya, aturan diharapkan bisa mendorong ekosistem ekonomi sirkular.
“Di Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) sudah mulai kita bahas, sementara Rencana Pembangunan Jangka Panjang sedang dalam pembahasan dengan DPR,” terangnya.
Sebagai informasi, Green Economy Expo 2024 digelar untuk mempercepat implementasi ekonomi hijau melalui forum pengembangan teknologi, inovasi, dan ekosistem ekonomi sirkular.
Selain itu, acara ini juga diharapkan menjadi katalisator kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri, pemerintah, akademisi, dan masyarakat, dikutip dari laman resmi Bappenas.
Selama tiga hari penyelenggaraan, Kementerian PPN/Bappenas membagi acara ke dalam tiga subtema utama.
Pada hari pertama, topik yang dibahas adalah "The Circular Leap: Roadmap, Action, and Strategic Collaboration," yang berfokus pada peta jalan, tindakan, dan kolaborasi strategis dalam ekonomi sirkular.
Hari kedua diisi dengan dialog mengenai "Industrial Decarbonization through Circular Practice," yang membahas upaya dekarbonisasi industri melalui praktik sirkular.
Sementara itu, hari ketiga mengangkat tema "Bio-innovation: Catalyst for Circularity," yang menyoroti peran inovasi biologis sebagai katalis dalam ekonomi sirkular.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya