Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Assoc. Prof. Dr. Elviandri, S.HI., M.Hum
Dosen Pascasarjana Prodi Magister Hukum UMKT

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan Dosen Pascasarjana Prodi Magister Hukum UMKT

Pertambangan Hijau

Kompas.com - 11/07/2024, 09:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DISKURSUS mengenai tawaran pengelolaan tambang untuk Ormas keagamaan masih menjadi topik menarik yang selalu diperbincangkan, baik melalui media online, cetak dan elektronik maupun media sosial.

Setidaknya ada dua sudut pandang yang dapat dijumpai dalam masyarakat, yaitu mendukung dan menolak.

Bagi yang mendukung, bahkan telah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan syarat dan prosedurnya.

Sedangkan yang menolak didasarkan pada asumsi rasa takut dijebak, dikooptasi, atau dibungkam supaya tidak kritis lagi. Mereka beranggapan agar ormas keagamaan tidak ikut mengelola tambang agar nalar kritisnya tetap terjaga.

Tulisan ini tidak sedang ingin menghakimi peta konsep yang berkembang dalam masyarakat tentang tambang untuk Ormas keagamaan, tetapi lebih kepada memberikan pandangan alternatif dalam melihat konteks ini.

Pengelolaan tambang oleh Ormas menjadi tantangan tersendiri. Selama ini tidak jarang Ormas keagamaan mengkritik pemerintah dalam pengelolaan tambang yang menerabas nilai kearifan dan lestari serta agama.

Saatnya Ormas tampil sebagai role model mengelola tambang dengan mengedepankan nilai-nilai keagamaan.

Sumber daya alam merupakan anugerah Allah kepada umat manusia sebagai pengelolanya sekaligus diberikan hak untuk mengoptimalkan hasil bumi untuk kemaslahatan manusia.

Namun, potensi ini kerap disalah-artikan menjadi tindakan eksploitasi hasil bumi secara berlebihan yang mengakibatkan hilangnya keseimbangan ekosistem.

Krisis lingkungan yang terjadi saat ini bersumber pada kesalahan fundamentalis-filosofis dalam pemahaman atau cara pandang manusia terhadap dirinya, alam, dan tempat manusia dalam keseluruhan ekosistem.

Kesalahan itu menyebabkan kesalahan pola perilaku manusia, terutama dalam berhubungan dengan alam.

Aktivitas produksi dan perilaku konsumtif-hedonis melahirkan sikap dan perilaku eksploitatif yang berlebihan terhadap sumber daya alam.

Di samping itu, paham materialisme, kapitalisme, dan pragmatisme dengan kendaraan sains dan teknologi telah ikut mempercepat dan memperburuk kerusakan lingkungan.

Dalam Al-Qur’an, Allah banyak membicarakan tentang manusia dan lingkungan/ekologi di antaranya firman Allah tentang: penciptaan kekayaan alam untuk kemakmuran umat manusia (QS. Baqarah: 29), tentang pemberian kemudahan bagi umat manusia untuk mengambil manfaatnya (QS. AlJatsiyah:13), tentang larangan merusak lingkungan (QS. Al 'Araf: 56), tentang musibah (kebakaran dan kabut asap) disebabkan tangan manusia (QS. Asyu’ara: 30), tentang wajib mematuhi peraturan yang ditetapkan pemerintah tentang larangan membakar hutan untuk kemaslahatan manusia (QS. An Nisa: 59).

Di samping ayat-ayat Al-Qur’an di atas, ada hadis Nabi yang juga menegaskan pentingnya pelestarian lingkungan hidup.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Pemerintah
Kekayaan Sumber Daya di Indonesia: Antara Berkah dan Kutukan
Kekayaan Sumber Daya di Indonesia: Antara Berkah dan Kutukan
Pemerintah
Ketidakpastian Ekonomi Hambat Investasi Mineral Kritis
Ketidakpastian Ekonomi Hambat Investasi Mineral Kritis
Pemerintah
Pesan dari Raja Ampat untuk Kepulauan Riau: Jangan Gadai Pulau demi Tambang
Pesan dari Raja Ampat untuk Kepulauan Riau: Jangan Gadai Pulau demi Tambang
Pemerintah
Negara-negara G7 Diminta Perkuat Rencana Mineral Kritis Berkelanjutan
Negara-negara G7 Diminta Perkuat Rencana Mineral Kritis Berkelanjutan
LSM/Figur
Pakai Climate Smart Shrimp, Desa di Donggala Panen Udang hingga 50 Ton
Pakai Climate Smart Shrimp, Desa di Donggala Panen Udang hingga 50 Ton
LSM/Figur
Climate Smart Shrimp, Inovasi Cara Dapat Cuan dari Udang Sekaligus Perbaiki Lingkungan
Climate Smart Shrimp, Inovasi Cara Dapat Cuan dari Udang Sekaligus Perbaiki Lingkungan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau