Desa-desa dengan potensi besar terjebak dalam siklus kemiskinan dan keterbelakangan karena pengelolaan yang buruk.
Kedua, ketidakselarasan pendapatan dan pembangunan infrastruktur juga menjadi kendala. Sejatinya, pembangunan infrastruktur desa harus disesuaikan dengan pendapatan per kapita desa.
Desa dengan pendapatan tinggi seharusnya memiliki infrastruktur lebih baik dibandingkan desa dengan pendapatan rendah.
Namun, kenyataannya sering kali tidak demikian. Banyak desa yang infrastruktur dasarnya tertinggal jauh, padahal potensinya sangat besar.
Mengapa kita tidak mengarahkan dana desa ke program-program yang lebih konkret dan produktif? Fokus pada pertanian dan peternakan, misalnya.
Dengan dana yang ada, kita bisa membangun fasilitas pengemasan hasil produk pertanian dan peternakan, serta mendukung pemasaran produk-produk tersebut.
Menghidupkan kembali koperasi unit desa sebagai sentra usaha hasil pertanian dan peternakan adalah langkah bijak.
Ini akan meningkatkan nilai tambah dan nilai jual produk desa, memperkuat ekonomi lokal, dan mengurangi ketergantungan pada bantuan pemerintah.
Pemerintah harus mengambil pendekatan bijak seperti pepatah "Jangan berikan ikan, tetapi berikanlah kailnya", yaitu memberikan bantuan yang memberdayakan dan tepat guna bagi masyarakat desa.
Namun, penting juga untuk memperhatikan infrastruktur dasar seperti jalan-jalan utama, jembatan antardesa, dan fasilitas kesehatan.
Tanggung jawab pembangunan ini seharusnya menjadi fokus pemerintah pusat untuk memastikan setiap desa memiliki akses yang adil terhadap infrastruktur yang memadai.
Kesenjangan sosial dan ekonomi antara desa yang kaya dan miskin harus diperkecil agar tidak merusak tatanan sosial.
Untuk memperbaiki pengelolaan dana desa, transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prinsip utama.
Komitmen kuat dari semua pihak diperlukan untuk mengatasi masalah korupsi dan memastikan pembangunan desa yang efektif.
Pelatihan dan pendidikan bagi kepala desa dan aparaturnya juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola administrasi dan keuangan pemerintahan desa.
Pemerintah pusat dan daerah perlu mengambil peran aktif dalam membangun infrastruktur strategis di desa-desa, memberikan fondasi kuat bagi pengembangan potensi penuh setiap desa.
Dengan demikian, desa-desa dapat berkembang secara berkelanjutan dan memanfaatkan potensi ekonomi mereka dengan lebih efektif.
Di masa lalu, tata kelola desa berbasis adat di Sumatera Barat memberikan pelajaran berharga tentang kebijaksanaan dan ketangguhan.
Kepala desa dan aparaturnya dibiayai oleh aset-aset desa seperti tanah nagari, yang dikelola dengan penuh tanggung jawab dan kearifan lokal, menciptakan pemerintahan desa yang solid dan berdaya.
Namun, dengan berlakunya sistem pemilihan langsung dan pembiayaan penuh oleh negara, semangat mengelola aset desa mulai memudar.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya