Upaya Merdeka dalam mengurangi emisi GRK yang dihasilkan dari kegiatan operasinya, juga termasuk penggantian ke energi ramah lingkungan, penghematan bahan bakar, penggunaan biosolar, dan penanaman pohon.
PT BSI yang mengelola operasi Tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, telah melakukan inisitiatif substitusi dan efesiensi energi dengan penggunaan listrik dari sumber energi terbarukan dan penggunaan biosolar B35 untuk alat berat tambang.
Pada tahun 2023, inisiatif dekarbonisasi melalui penggantian bahan bakar Biodiesel B30 ke B35, campuran biofuel 35 persen yang lebih ramah lingkungan, mampu menurunkan emisi sebesar 249,22 ton CO2(e).
Baca juga: Jaga Keberlanjutan Mangrove, Indonesia Ajak Negara ASEAN Kolaborasi
Pengurangan emisi karbon juga dilakukan lewat penggunaan 100 persen Energi Baru Terbarukan (EBT) di Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Jawa Barat.
Penggunaan energi terbarukan oleh PT BSI mengurangi emisi Gas Rumah Kaca Lingkup (Scope) 2 hingga 100 persen pada operasi tambang ini.
Sementara itu, Tambang Tembaga Wetar sedang mengkaji penggunaan solar panel untuk menggantikan penggunaan genset untuk mendukung kegiatan operasinya.
“Grup Merdeka senantiasa mengedepankan pencapaian maksimal pada kinerja lingkungan dalam menekan efek gas rumah kaca. Komitmen dan kerja keras inilah yang membuat reputasi Merdeka dalam penanganan ESG diakui secara global," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya