Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita 3 Pahlawan Mangrove Perjuangkan Daerahnya, Babel hingga Papua

Kompas.com - 31/07/2024, 06:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kisah perjuangan para tokoh dalam pelestarian ekosistem mangrove yang berperan penting bagi bumi, kerapkali belum mendapat perhatian lebih. 

Oleh karena itu, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui acara "Mangrove for Future", menghadirkan sosok “local champion” yang berperan penting dalam merehabilitasi ekosistem mangrove di pesisir pulau Indonesia.

Dalam satu sesi khusus bertajuk “Mangrove Talks” yang digelar pada Sabtu (27/7/2024), BRGM menghadirkan tiga tokoh lokal di dalam wilayah kerja BRGM, yaitu Rudi Hartono dari Kalimantan Barat, Loesye Fainno dari Papua Barat, dan Yudi Amsoni dari Bangka Belitung.

Baca juga: Deforestasi Mangrove Mengancam, Ini Upaya Pemerintah

Ketiga tokoh lokal ini datang dari latar belakang yang berbeda-beda, namun mempunyai kegigihan yang sama kuatnya dalam menjaga ekosistem mangrove.

"Mangrove Talks memberikan ruang bagi masyarakat lokal untuk berbagi cerita dan pengalaman mereka dalam upaya rehabilitasi mangrove di wilayah mereka masing-masing”, ujar Sekretaris BRGM, Ayu Dewi Utari, saat ditemui usai acara, Sabtu. 

Para pahlawan mangrove

Cerita pertama diawali dari seorang pemuda asal Desa Sungai Kupah, Kalimantan Barat, bernama Rudi Hartono. Ia merupakan peraih penghargaan Kalpataru termuda pada tahun 2022 dengan kategori perintis.

Rudi mempunyai peran besar dalam menggerakkan pemuda di desanya untuk ikut serta menjaga mangrove, sejak 2017.

Hal itu tentunya tidak mudah. Sebab, alumni Universitas Tanjungpura bergelar sarjana pendidikan ini mengurungkan niatnya untuk menjadi seorang guru, ataupun sebagai pegawai negeri sipil (PNS), sesuai harapan sang ibunda. 

"Saya memilih pulang ke kampung halaman untuk mengangkat potensi yang ada di desa melalui hutan mangove," ujar Rudi. 

Tokoh pejuang mangrove, pemuda asal Desa Sungai Kupah, Kalimantan Barat, Rudi Hartono saat menceritakan kisahnya di Mangrove Talks, Jakarta, Sabtu (27/7/2024). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Tokoh pejuang mangrove, pemuda asal Desa Sungai Kupah, Kalimantan Barat, Rudi Hartono saat menceritakan kisahnya di Mangrove Talks, Jakarta, Sabtu (27/7/2024).

Meski sempat ditentang dan dicap sebagai pemuda yang tak menghasilkan sesuatu, setelah konsisten beberapa tahun, ia akhirnya berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui 65 program rumah pembibitan yang ikut dirintisnya.

Wilayah Desa Sungai Kupah pun menjadi maju, dengan dibukanya destinasi wisata atraksi penanaman mangrove, hingga pemberdayaan usaha masyarakat setempat melalui berbagai produk berbasis mangrove. 

Sementara itu, seorang mantan sales marketing manager hotel di kota Papua, Loesye Fainno, memilih pindah dan menetap di Kampung Friwen, Papua Barat, karena gelisah hutan mangrove di daerah itu kian hari makin habis ditebangi untuk keperluan masyarakat.

Baca juga: Mangrove di Indonesia Simpan 3 Milyar Ton Karbon, Penting Dijaga

"Ketika saya diajak suami untuk pulang ke kampung halamannya untuk berlibur, saya diajak berkeliling tanah adat kami. Saat berkeliling, saya melihat hutan kami dirusak, saya sedih. Saya pun bertanya 'Siapa yang merusak dan menebang pohon ini? Apakah ada upaya penyelamatan?' Mereka hanya terdiam," tuturnya. 

Usai mengunjungi Kampung Friwen, Loesye kerapkali memikirkan nasib masyarakat adat, terutama perempuan dan anak-anak di sana. Menurutnya, kerusakan hutan akan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat maupun manusia di muka bumi. 

Ia pun kemudian memberdayakan kelompok perempuan di kampungnya untuk mengolah tumbuhan mangrove menjadi produk pangan/kecantikan, tanpa merusak ekosistem mangrove itu sendiri.

"Usaha ini diharapkan memberi inspirasi kepada masyarakat tempat untuk memanfaatkan nilai ekonomi dari mangrove tanpa perlu menebang," imbuhnya. 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau