JAKARTA, KOMPAS.com - Bank DBS Indonesia menyalurkan fasilitas trade financing senilai 50 juta dollar AS (setara Rp 801 miliar) kepada Permata Group.
Dana tersebut akan digunakan Permata Group untuk memperkuat operasi penjualan biodiesel. Inisiatif ini menekankan komitmen untuk mendukung transisi energi dan mengakselerasi praktik industri rendah karbon.
Corporate Banking Director PT Bank DBS Indonesia Kunardy Darma Lie, menjelaskan tujuan fasilitas trade financing.
Trade financing dari Bank DBS Indonesia disebut akan memberdayakan Permata
Group untuk memperluas produksi biodiesel di refinery yang bersertifikat sesuai dengan RSPO Supply Chain Certification Standard.
Baca juga:
Menurutnya, hal ini juga sejalan dengan mandat pencampuran biodiesel (mandatory biodiesel blending mandate) yang semakin meningkat dari pemerintah Indonesia.
“Serta memainkan peran penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperkuat keamanan energi di Indonesia,” ujarnya dalam pernyataan tertulis, dikutip Rabu (7/8/2024).
Lebih lanjut, Kunardy menjelaskan bahwa biodiesel adalah salah satu fondasi dari strategi transisi energi Indonesia, yang secara signifikan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Ia menilai, karena campuran wajib terus meningkat, tidak ada waktu yang lebih baik daripada saat ini, untuk mempertahankan pertumbuhan biodiesel.
“Kami bangga bahwa pendanaan kami memainkan peran penting tidak hanya dalam mendukung Permata Group, tetapi juga dalam memajukan agenda keberlanjutan Indonesia,” tuturnya.
Baca juga:
Kunardy mengatakan, Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk membimbing klien maupun mitra-mitranya menuju investasi yang berpengaruh dan bertanggung jawab.
Senada, Finance Director Permata Group Andrew Luhur mengatakan bahwa transisi biodiesel memainkan peran besar dalam perjalanan dekarbonisasi sektor energi.
“Kami berharap dengan meningkatkan produksi biodiesel kami yang didukung oleh fasilitas dari Bank DBS Indonesia, Permata Group dapat terus berkontribusi terhadap pertumbuhan industri biofuel Indonesia untuk mencapai tujuan ambisius ini,” kata Andrew.
Permata Hijau Group adalah salah satu perusahaan sawit terbesar di Indonesia. Hal ini juga ditopang oleh keberadaan sejumlah anak perusahaan Permata Hijau Group.
Dikutip dari laman resmi permatagroup.com, Permata Hijau Group bergerak di bisnis kelapa sawit terintegrasi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya