KOMPAS.com - Indonesia mendapat peringkat 54 dari 120 negara dalam perankingan Indeks Transisi Energi atau Energy Transition Index (ETI) pada tahun ini.
Pemeringkatan tersebut disusun oleh World Economic Forum dalam laporan berjudul Fostering Effective Energy Transition 2024 beserta ETI 2024 di dalamnya.
Dalam ETI 2024, Indonesia memperoleh skor 56,7 dari skala 100. Semakin tinggi skornya, maka nilainya semakin baik.
Baca juga: Transisi Energi Jadi Bagian Penting Capai SDGs
Skor tersebut sedikit lebih baik bila dibandingkan skor rata-rata global yakni 56,5 alias terpaut 0,2 poin.
Di satu sisi, peringkat Indonesia tertinggal bila dibandingkan dua negara tetangga di Asia Tenggara, yakni Vietnam dan Malaysia.
Vietnam mengemas skor ETI 2024 sebanyak 61,0 poin dan bertengger di peringkat 32 dunia.
Sedangkan Malaysia mendapatkan skor ETI 2024 60,1 poin dan menduduki peringkat 40 dari 120 negara.
Baca juga: Youth Climate Conference 2024, Anak Muda Dorong Transisi Energi
Sementara itu, negara-negara di Eropa berada di 10 besar skor transisi energi ETI 2024.
Contohnya Swedia yang mendapatkan skor 78,4 dan menempati peringkat pertama sebagai negara paling tinggi dalam hal transisi energi.
Peringkat kedua hingga 10 diisi negara-negara Eropa yang secara berturut-turut yaitu Denmark, Finlandia, Swiss, Perancis, Norwegia, Islandia, Austria, Estonia, dan Belanda.
Di sisi lain, Republik Demokratik Kongo menjadi negara paling buncit dalam skor transisi energi yakni 42,0 poin.
Baca juga: Komitmen Indonesia Menuju Transisi Energi
Selama beberapa tahun, ETI mengukur kinerja sistem energi dan kesiapan enabling environment dalam hal transisi energi di 120 negara di dunia.
ETI menghitung rata-rata daridari dua subindeks yaitu kinerja sistem dengan bobot 60 persen dan kesiapan transisi dengan bobot 40 persen.
Performa sistem meliputi lima aspek yaitu pendidikan dan sumber daya manusia (SDM), keuangan dan investasi, infrastruktur, inovasi, serta regulasi dan komitmen politik.
Sedangkan kinerja sistem energi yang meliputi tiga hal yakni keamanan, keberlanjutan, dan keadilan.
Penilaian dilakukan terhadap 46 indikator yang mencakup aspek-aspek terpenting di seluruh dimensi transisi energi tersebut.
Di samping itu semua, faktor eksternal seperti fluktuasi pasar komoditas, geopolitik, tindakan perubahan iklim internasional, dan kondisi pasar keuangan dapat memengaruhi dimensi tertentu dari skor suatu negara.
Baca juga: Rantai Pasok Mineral Kritis dalam Transisi Ekonomi Hijau
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya