Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Ancam Great Barrier Reef

Kompas.com - 13/08/2024, 19:46 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Great Barrier Reef, ekosistem terumbu karang terbesar di dunia yang berada di Australia, menghadapi ancaman besar.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa suhu permukaan laut di sekitar Great Barrier Reef tahun ini adalah yang terpanas dalam 400 tahun terakhir.

Pemanasan tersebut menyebabkan pemutihan karang besar-besaran yang mengancam ekosistem laut dan keanekaragaman hayati.

"Dunia sedang kehilangan salah satu ikonnya. Kita akan dengan sedih melihat kematian salah satu keajaiban alam paling spektakuler di Bumi," kata Benjamin Henley, seorang paleoklimatolog di University of Melbourne, Australia yang juga penulis utama studi baru ini.

Great Barrier Reef, di lepas pantai Queensland, Australia merupakan rumah bagi kumpulan terumbu karang terbesar di dunia yang membentang lebih dari 2.253 kilometer dan meliputi area seluas lebih dari 348.000 kilometer persegi.

Baca juga: Banyak yang Rusak, Terumbu Karang di Wondama Ditransplantasi

Dikutip dari Live Science, Selasa (13/7/2024) ilmuwan menyebut suhu permukaan laut dalam tiga bulan pertama tahun 2024 merupakan yang terhangat yang pernah tercatat sepanjang 400 tahun.

Ilmuwan mengungkapkan suhunya mencapai 0,19 derajat Celcius di atas rekor tertinggi sebelumnya.

Reef Bleaching

Suhu tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini merupakan pendorong utama pemutihan karang.

Pemutihan karang terjadi ketika tekanan lingkungan, seperti panas dan polusi, menyebabkan karang mengeluarkan alga berwarna-warni yang hidup di dalamnya.

Ketika alga menghilang, warna cerah karang berubah menjadi putih. Sementara karang yang putih lebih rentan terhadap penyakit dan kematian.

Dalam studi teranyar ini, peneliti merekonstruksi suhu permukaan laut dari tahun 1618 hingga 2024 menggunakan catatan suhu dari beberapa lokasi di bagian timur terumbu karang.

Catatan suhu berasal dari data kala dan satelit serta inti karang.

"Ini seperti lingkaran pohon yang bisa kita hitung," kata rekan penulis studi Helen McGregor, seorang paleoklimatolog di Universitas Wollongong di Australia.

Dengan mengukur rasio strontium dan kalsium dalam inti karang ini, para ilmuwan dapat menyimpulkan suhu air pada saat karang tumbuh semakin tinggi suhunya.

Baca juga: Dapat Penukaran Utang untuk Konservasi Terumbu Karang, KKP Fokus Laut Timur

Ilmuwan juga mengukur kadar satu versi atau isotop, oksigen yang tertinggal di karang.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Swasta
Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Pemerintah
Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau