Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kotoran Sapi Alternatif Hidrogen yang Berkelanjutan

Kompas.com - 26/08/2024, 10:33 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan menyebut kotoran sapi bisa menjadi alternatif bahan bakar hidrogen yang berkelanjutan dan efisien.

Untuk membuat bahan bakar itu, penelitian terbaru yang dilakukan University of Illinois Chicago (UIC) tersebut menggunakan metode baru yang menggabungkan limbah hewan dan produk sampingan industri pertanian lainnya dengan tenaga surya dan angin.

Hasilnya, peneliti menyebut bahan bakar ini dapat mengurangi kebutuhan produksi gas hidrogen hingga 600 persen.

Seperti dikutip dari Popular Science, Minggu (25/8/2024) bahan bakar hidrogen telah lama dipandang sebagai sumber energi berkelanjutan yang menjanjikan.

Sayangnya, sebagian besar sistem produksinya belum mengakomodasi keseluruhan tujuan sebagai energi yang berkelanjutan.

Baca juga: Pengembangan Hidrogen Hijau Butuh Investasi Rp 395 Triliun Hingga 2060

Ini karena tingkat listrik yang dibutuhkan untuk memecah air menjadi molekul hidrogen dan oksigen (elektrolisis) biasanya hanya diperoleh dengan membakar bahan bakar fosil seperti batu baru dan gas alam.

Para ahli di UIC pun bertanya-tanya apakah mereka dapat mengganti bahan bakar yang mahal dan penuh polusi itu dengan biochar.

Biochar adalah sumber daya kaya karbon yang dapat dibuat dengan mencampur asam sulfat dengan limbah pertanian atau hewan.

Peneliti kemudian menggunakan berbagai pilihan biochar yang berbeda dari sekam tebu, limbah kertas, rami, dan kotoran sapi. Semuanya dilaporkan mengurangi daya yang dibutuhkan untuk elektrolisis.

Namun dari kelima pilihan, biochar kotoran sapi terbukti menjanjikan dan dapat mengurangi kebutuhan listrik 600 persen menjadi hanya seperlima volt.

Dalam uji lanjutan, para peneliti menemukan bahwa mereka dapat memberi daya pada reaksi elektrolisis yang dibantu kotoran sapi dengan menggunakan satu sel surya yang menghasilkan daya lebih sedikit daripada baterai AA.

Dengan demikian, hampir 35 persen biochar dan sumber energi surya diubah menjadi bahan bakar hidrogen.

Baca juga: Perusahaan Ini Luncurkan Pembangkit Listrik Bertenaga Hidrogen, Siap Dipesan Tahun depan

Ilmuwan dari UIC Meenesh Signh pun mengatakan temuan transformatif tersebut adalah yang pertama menunjukkan bahwa metode ini tidak hanya mungkin dilakukan tetapi juga hemat energi.

Kendati demikian, metode baru ini belum sepenuhnya bersih karena pembakaran biochar menghasilkan emisi CO2.

Namun desain di masa depan harapannya dapat menggabungkan peralatan untuk menangkap karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran.

"Cara murah untuk membuat hidrogen ini dapat memungkinkan petani menjadi mandiri untuk memenuhi kebutuhan energi mereka atau menciptakan aliran pendapatan baru," tambah penulis utama makalah Nishithan Kani.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
LSM/Figur
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pemerintah
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
Swasta
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Swasta
Peluang 'Green Jobs' di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
LSM/Figur
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
Pemerintah
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
BUMN
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
LSM/Figur
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
LSM/Figur
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
Pemerintah
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Pemerintah
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Swasta
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Swasta
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
Pemerintah
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau