KOMPAS.com - Grup teknologi Wartsila Energy meluncurkan mesin pembangkit listrik bertenaga hidrogen 100 persen dengan skala besar.
Mesin yang dikembangkan perusahaan asal Finlandia tersebut bertujuan untuk mewujudkan sistem tenaga listrik dengan netral karbon atau net zero emission (NZE).
"Mesin kami yang berbahan bakar hidrogen akan memungkinkan 100 persen sistem energi terbarukan di masa depan," kata Presiden Wartsila Energy Anders Lindberg sebagaimana dilansir Antara, Selasa (30/7/2024).
Baca juga: Kapal Feri Bertenaga Hidrogen Pertama di Dunia Mulai Beroperasi
Konsep pembangkit listrik bertenaga hidrogen tersebut didasarkan pada platform mesin Wartsila 31 yang telah disertifikasi oleh TUV SUD.
Sertifikasi H2-Readiness TUV SUD terdiri dari tiga tahap dengan tiga sertifikat yang sesuai, di mana mesin Wartsila telah mencapai tahap pertama dengan Sertifikat Konsep untuk desain konseptual mesin pembangkit listriknya.
Mesin pembangkit listrik bertenaga hidrogen 100 persen itu ditarget siap untuk dipesan pada 2025 alias tahun depan dan bisa dikirim tahun 2026.
"Kita tidak akan bisa mencapai tujuan iklim global atau melakukan dekarbonisasi sepenuhnya pada sistem tenaga listrik kita tanpa pembangkit listrik yang fleksibel dan bebas karbon," ucap Lindberg.
Baca juga: Kembangkan Hidrogen Hijau, Pemerintah Siapkan Insentif hingga Keringanan Pajak
Wartsila sendiri telah menyepakati perjanjian memasok generator set (genset) untuk dua pembangkit listrik di Indonesia yaitu Sumbawa-2 di Pulau Sumbawa dan Tobelo di Maluku Utara.
Pemesanan tersebut telah dilakukan oleh KEPCO E&C, anggota konsorsium KEPCO E&C-Adhi Karya yang membangun pembangkit listrik PT PLN (Persero) pada akhir tahun lalu.
Sumbawa-2 dan Tobelo yang masing-masing akan beroperasi dengan tiga mesin bahan bakar ganda Wartsila 31DF yang menghasilkan output sebesar 30 megawatt (MW).
Pada tahap awal, pembangkit listrik tersebut menggunakan bahan bakar campuran 35 persen biofuel dan 65 persen solar, sejalan dengan program biodiesel Indonesia.
Selanjutnya, pembangkit tersebut akan beralih menggunakan gas alam ketika sudah tersedia secara lokal.
Wartsila akan mengirimkan genset tersebut pada 2024 dan kedua pembangkit listrik diharapkan dapat beroperasi penuh pada 2025.
Baca juga: RI Berpeluang Besar Pimpin Produksi Hidrogen dan Amonia Regional
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya