Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemasan Plastik Bisa Tingkatkan Risiko Autisme pada Anak Laki-laki

Kompas.com - 27/08/2024, 15:51 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru menemukan bahwa bahan kimia yang umum ditemukan dalam kemasan plastik dan lapisan kaleng makanan meningkatkan risiko autisme pada anak laki-laki.

Studi menyebut anak laki-laki yang terpapar bisphenol A atau BPA lebih menunjukkan gejala autisme pada usia dua tahun dan enam kali lebih mungkin didiagnosis dengan autisme pada usia 11 tahun.

Autisme adalah gangguan perkembangan saraf dengan spektrum perubahan perilaku dan kognitif yang luas.

Paparan BPA

Seperti dikutip dari Independent, Selasa (27/8/2024) penelitian yang dilakukan oleh The Florey Institute, pusat penelitian otak terbesar di belahan bumi selatan, meneliti kadar BPA pada ibu hamil dan melacak perkembangan anak-anak mereka selama periode 10 tahun.

Baca juga: Ahli Temukan Jamur Pemakan Plastik, Bisakah Bersihkan Lautan Dunia?

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa paparan BPA yang lebih tinggi dikaitkan dengan penekanan aromatase, enzim utama dalam perkembangan otak, terutama pada anak laki-laki. Penekanan tersebut dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan diagnosis autisme.

Temuan tersebut didukung oleh percobaan pada tikus yang menunjukkan bahwa ketika gen yang bertanggung jawab untuk memproduksi aromatase dihapus, hewan tersebut menunjukkan perilaku berulang, karakteristik umum autisme pada manusia.

“Paparan bahan kimia plastik selama kehamilan telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian terkait dengan autisme berikutnya pada keturunannya,” kata Profesor Anne-Louise Ponsonby, salah satu penulis penelitian tersebut.

Baca juga: Kurangi Penggunaan Botol Plastik, KAI Sediakan Dispenser di 22 Stasiun

Ponsonby mengatakan meskipun autisme muncul dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan, paparan BPA tampaknya memainkan peran kontributor, terutama pada anak laki-laki.

“Ini tidak berarti BPA adalah satu-satunya penyebab autisme,” jelasnya.

“Beberapa anak mungkin memiliki kecenderungan genetik, sementara yang lain mungkin terpengaruh oleh faktor lingkungan yang berbeda.”

Profesor Ian Rae, seorang ahli bahan kimia di lingkungan di University of Melbourne menambahkan autisme merupakan hasil dari interaksi kompleks antara gen dan lingkungan, dan sifat interaksi lingkungan sebagian besar masih belum jelas.

Kendati demikian ia menjelaskan Bisphenol A adalah bahan kimia industri yang meniru hormon alami dan dapat mengganggu aksinya, terutama pada bayi dan anak-anak yang sedang berkembang.

"Penggunaan BPA yang paling umum adalah pada plastik. Namun BPA dapat terlepas dari plastik, berkeliaran bebas di lingkungan dan masuk ke tubuh sebagai kontaminan jejak dalam makanan.

Baca juga: Bisakah Kita Berhenti Menggunakan Plastik?

Pelarangan BPA

Kekhawatiran tentang BPA telah menyebabkan seruan untuk melarangnya.

Uni Eropa akan melarang BPA dalam bahan yang bersentuhan dengan makanan seperti kemasan plastik, wadah berlapis, botol yang dapat digunakan kembali, pendingin air, dan peralatan dapur.

Larangan tersebut akan berlaku pada akhir tahun 2024, sambil menunggu tinjauan oleh Parlemen Eropa dan Dewan.

Sementara itu banyak bahan kimia plastik berbahaya lainnya dan mikroplastik seperti PFAS juga telah dikaitkan dengan risiko kesehatan.

Disebut sebagai "bahan kimia abadi" karena sifatnya yang tahan lama di lingkungan, PFAS digunakan dalam berbagai produk, termasuk peralatan masak anti lengket, pakaian antiair, dan kemasan makanan.

Mikroplastik, partikel plastik kecil yang dapat mencemari makanan dan air, telah ditemukan di mana-mana, mulai dari lautan dalam hingga persediaan makanan dan air kita, serta organ dalam tubuh kita.

Penelitian dipublikasikan di Nature Communications.

sumber https://www.independent.co.uk/climate-change/news/autism-bisphenol-a-bpa-link-plastic-health-b2593246.html

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau