KOMPAS.com - Sebuah studi baru menemukan lebih dari separuh orang dewasa yang disurvei di seluruh dunia mengalami krisis kepercayaan terhadap keamanan air minum.
Mereka memperkirakan akan mengalami bahaya serius dalam dua tahun ke depan akibat air minum yang mereka konsumsi.
Studi yang dipimpin oleh para ahli kesehatan global di Universitas Northwestern dan Universitas North Carolina di Chapel Hill ini sendiri berupaya memahami persepsi publik terhadap keamanan air minum.
Karena persepsi membentuk sikap dan perilaku, ketidakpercayaan terhadap kualitas air berdampak negatif pada kesehatan, nutrisi, psikologis, dan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
"Jika kita menganggap air kita tidak aman, kita akan menghindarinya," kata Sera Young, profesor antropologi dan kesehatan global di Northwestern dan penulis senior studi baru tersebut, dikutip dari Science Daily, Jumat (30/8/2024).
Baca juga: 4 Miliar Orang di Dunia Diperkirakan Tak Punya Akses Air Minum Bersih
"Ketika kita tidak percaya air ledeng, kita membeli air kemasan yang harganya lebih mahal dan tidak ramah lingkungan. Atau kita akhirnya memilih minum soda dan minuman manis lainnya yang tidak baik untuk kesehatan," papar Young.
Dengan menggunakan data representatif nasional dari 148.585 orang dewasa di 141 negara dari Lloyd's Register Foundation World Risk Poll 2019, peneliti menemukan prevalensi tinggi bahaya yang diantisipasi dari pasokan air, dengan tertinggi di Zambia, terendah di Singapura dan rata-rata keseluruhan 52,3 persen.
Lebih lanjut, peneliti juga menemukan keraguan terhadap air minum ini bahkan ditemukan di negara-negara dengan akses yang konsisten dengan layanan air minum dasar.
Ini termasuk di Amerika Serikat di mana 39 persen dari mereka yang disurvei mengantisipasi bahaya serius dari air minum dalam jangka pendek.
"Penelitian kami menyoroti bahwa sangat penting untuk menyediakan air minum yang aman dan untuk memastikan bahwa orang-orang memiliki kepercayaan pada sumber air mereka," kata Joshua Miller, salah satu penulis studi.
Para peneliti mencatat bahwa sulit bagi konsumen untuk menilai bahaya dan keamanan pasokan air mereka karena banyak kontaminan yang tidak terlihat, tidak berbau dan tidak berasa.
Baca juga: 3 Kampus Bangun Sistem Air Minum dan Sanitasi Anti Perubahan Iklim
Tanpa informasi yang memadai, banyak orang yang harus mengevaluasi keamanan air mereka berdasarkan pengalaman sebelumnya, laporan media, serta nilai dan keyakinan pribadi.
Peneliti menyarankan tindakan yang dapat diambil pemerintah setempat untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap air minum.
Itu termasuk upaya untuk membuat pengujian lebih mudah diakses, menerjemahkan hasil pengujian, mengganti pipa timbal dan menyediakan filter air di rumah ketika kontaminan terdeteksi, serta menyediakan akses yang lebih baik ke air minum yang aman.
Dengan begitu, kita akan lebih dekat untuk mencapai akses universal ke air minum yang aman.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya