Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepercayaan Publik Global Terhadap Keamanan Air Minum Rendah

Kompas.com - 30/08/2024, 18:02 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menemukan lebih dari separuh orang dewasa yang disurvei di seluruh dunia mengalami krisis kepercayaan terhadap keamanan air minum.

Mereka memperkirakan akan mengalami bahaya serius dalam dua tahun ke depan akibat air minum yang mereka konsumsi.

Studi yang dipimpin oleh para ahli kesehatan global di Universitas Northwestern dan Universitas North Carolina di Chapel Hill ini sendiri berupaya memahami persepsi publik terhadap keamanan air minum.

Karena persepsi membentuk sikap dan perilaku, ketidakpercayaan terhadap kualitas air berdampak negatif pada kesehatan, nutrisi, psikologis, dan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

"Jika kita menganggap air kita tidak aman, kita akan menghindarinya," kata Sera Young, profesor antropologi dan kesehatan global di Northwestern dan penulis senior studi baru tersebut, dikutip dari Science Daily, Jumat (30/8/2024).

Baca juga: 4 Miliar Orang di Dunia Diperkirakan Tak Punya Akses Air Minum Bersih

"Ketika kita tidak percaya air ledeng, kita membeli air kemasan yang harganya lebih mahal dan tidak ramah lingkungan. Atau kita akhirnya memilih minum soda dan minuman manis lainnya yang tidak baik untuk kesehatan," papar Young.

Keamanan air minum

Dengan menggunakan data representatif nasional dari 148.585 orang dewasa di 141 negara dari Lloyd's Register Foundation World Risk Poll 2019, peneliti menemukan prevalensi tinggi bahaya yang diantisipasi dari pasokan air, dengan tertinggi di Zambia, terendah di Singapura dan rata-rata keseluruhan 52,3 persen.

Lebih lanjut, peneliti juga menemukan keraguan terhadap air minum ini bahkan ditemukan di negara-negara dengan akses yang konsisten dengan layanan air minum dasar.

Ini termasuk di Amerika Serikat di mana 39 persen dari mereka yang disurvei mengantisipasi bahaya serius dari air minum dalam jangka pendek.

"Penelitian kami menyoroti bahwa sangat penting untuk menyediakan air minum yang aman dan untuk memastikan bahwa orang-orang memiliki kepercayaan pada sumber air mereka," kata Joshua Miller, salah satu penulis studi.

Para peneliti mencatat bahwa sulit bagi konsumen untuk menilai bahaya dan keamanan pasokan air mereka karena banyak kontaminan yang tidak terlihat, tidak berbau dan tidak berasa.

Baca juga: 3 Kampus Bangun Sistem Air Minum dan Sanitasi Anti Perubahan Iklim

Tanpa informasi yang memadai, banyak orang yang harus mengevaluasi keamanan air mereka berdasarkan pengalaman sebelumnya, laporan media, serta nilai dan keyakinan pribadi.

Meningkatkan Kepercayaan Publik

Peneliti menyarankan tindakan yang dapat diambil pemerintah setempat untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap air minum.

Itu termasuk upaya untuk membuat pengujian lebih mudah diakses, menerjemahkan hasil pengujian, mengganti pipa timbal dan menyediakan filter air di rumah ketika kontaminan terdeteksi, serta menyediakan akses yang lebih baik ke air minum yang aman.

Dengan begitu, kita akan lebih dekat untuk mencapai akses universal ke air minum yang aman.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Swasta
Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Pemerintah
Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

LSM/Figur
Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Pemerintah
 PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

Swasta
Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Swasta
5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

Swasta
Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

BUMN
Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau