KOMPAS.com - Area penurunan permukaan tanah dari bekas tambang di China diuji coba menjadi sawah untuk menanam padi. Lokasinya terletak di Guqiao, wilayah Fengtai di Kota Huainan, Provinsi Anhui, China timur.
Proyek uji coba tersebut merupakan kolaborasi antara Huaihe Energy Holding Group Co Ltd dan Sains dan Teknologi Anhui atau Anhui University of Science and Technology (AUST).
Salah satu pengajar dari AUST, Cui Hongbiao, mengatakan pihaknya menjajaki model polikultur padi-ikan di perairan dangkal di area penurunan tanah bekas tambang batu bara.
Baca juga: Modernisasi Pertanian, Kementan Dorong Listrik Masuk Sawah
"Menanam padi di permukaan air sambil melakukan budidaya ikan di bawah air," kata Cui, sebagaimana dilansir Antara, Jumat (30/8/2024).
Pada akhir Agustus, Cui dan timnya mempresentasikan hasil mereka. Batch pertama varietas padi percobaan, yang ditanam awal tahun ini, telah selesai dipanen untuk pertama kalinya.
Setelah inspeksi di lokasi, tinjauan laporan, diskusi, serta panel evaluasi yang mencakup beberapa akademisi dari Akademi Teknik China atau Chinese Academy of Engineering (CAE), disimpulkan bahwa padi yang dipanen memenuhi standar kualitas nasional.
Akademisi dari CAE dan Presiden AUST Yuan Liang mengatakan, dalam proyek uji coba di sana, pihaknya menginterasikan serangkaian teknologi penanaman dan pembibitan padi yang komprehensif untuk permukaan air di area bekas tambang batu bara.
Baca juga: Luas Sawah Stagnan, Perkebunan Sawit Ekspansi Besar-besaran
"Yang menawarkan jalur efektif untuk pengelolaan area serupa secara komprehensif di seluruh negeri," papar Yuan.
Para ahli dari berbagai lembaga, termasuk Akademi Ilmu Pengetahuan China serta Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan, menyebutkan kualitas air di area pengujian lebih baik dibandingkan sebelum penanaman.
Kesimpulan tesebut didapatkan berdasarkan pemantauan kualitas air di seluruh proyek. Selain itu, penanaman padi dapat meningkatkan kualitas air secara keseluruhan.
Menurut para pakar, akar padi menyerap sejumlah besar nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium dari air, yang membantu memurnikan kualitas air. Hal ini sangat bermanfaat di area-area penurunan tanah.
Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Ribuan Hektare Sawah Kekeringan, Setara 2.088 Lapangan Sepak Bola
Seperti di negara-negara lain, banyak daerah di China mengalami penyusutan sumber daya akibat penambangan batu bara selama bertahun-tahun. Penambangan itu juga mengakibatkan penurunan tanah dalam skala luas.
Data penelitian dan perkiraan ahli dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional menunjukkan, area penurunan tanah bekas tambang batu bara di China mencakup lebih dari 20.000 kilometer persegi, naik sekitar 700 kilometer persegi setiap tahun.
Di daerah tengah negara itu, termasuk Anhui, area penurunan tanah ini mencakup sekitar 70 persen dari total nasional.
"Penurunan permukaan tanah tidak dapat dihindari karena penambangan batu bara bawah tanah, pertanian di permukaan tanah, dan tumpang tindih yang tinggi antara daerah perkotaan dan pedesaan, sehingga menciptakan tantangan dalam mengelola daerah penurunan tanah ini," kata Wang Shisen dari Huaihe Energy Holding Group Co Ltd.
Dia menuturkan, keberhasilan proyek percontohan ini terletak pada penciptaan lahan pertanian nontradisional, yang membantu mengatasi konflik antara penambangan batu bara dan perlindungan lahan pertanian.
Baca juga: Sawah di Tujuh Desa Juwiring Klaten Tak Lagi Kering, Ini Solusinya
Wang menambahkan, proyek penanaman dan akuakultur mereka terletak di daerah perairan dangkal penurunan permukaan tanah, mencakup uji coba penanaman padi di permukaan air seluas sekitar 3,33 hektare.
"Hasil evaluasinya menunjukkan bahwa proyek ini mengisi kesenjangan dalam pengelolaan hijau daerah penurunan tanah bekas tambang batu bara di China," kata Wakil Presiden Asosiasi Batu Bara Nasional China Xie Hongxu.
Cui menyampaikan, proyek ini menandai penanaman padi permukaan air skala besar pertama dari jenisnya di area penurunan tanah di China.
Meskipun sudah ada kemajuan, masih banyak yang harus dilakukan dalam hal inovasi.
"Periode awal musim tanam padi sangat penting untuk pencegahan hama dan penyakit, jadi kita perlu melanjutkan pengamatan harian dan menjaga pengelolaan lahan yang tepat," ucapnya.
Baca juga: 5 Cafe di Sawah Besar Jakarta Pusat yang Cocok untuk WFA
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya