Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/09/2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Area penurunan permukaan tanah dari bekas tambang di China diuji coba menjadi sawah untuk menanam padi. Lokasinya terletak di Guqiao, wilayah Fengtai di Kota Huainan, Provinsi Anhui, China timur.

Proyek uji coba tersebut merupakan kolaborasi antara Huaihe Energy Holding Group Co Ltd dan Sains dan Teknologi Anhui atau Anhui University of Science and Technology (AUST).

Salah satu pengajar dari AUST, Cui Hongbiao, mengatakan pihaknya menjajaki model polikultur padi-ikan di perairan dangkal di area penurunan tanah bekas tambang batu bara.

Baca juga: Modernisasi Pertanian, Kementan Dorong Listrik Masuk Sawah

"Menanam padi di permukaan air sambil melakukan budidaya ikan di bawah air," kata Cui, sebagaimana dilansir Antara, Jumat (30/8/2024).

Pada akhir Agustus, Cui dan timnya mempresentasikan hasil mereka. Batch pertama varietas padi percobaan, yang ditanam awal tahun ini, telah selesai dipanen untuk pertama kalinya.

Setelah inspeksi di lokasi, tinjauan laporan, diskusi, serta panel evaluasi yang mencakup beberapa akademisi dari Akademi Teknik China atau Chinese Academy of Engineering (CAE), disimpulkan bahwa padi yang dipanen memenuhi standar kualitas nasional.

Akademisi dari CAE dan Presiden AUST Yuan Liang mengatakan, dalam proyek uji coba di sana, pihaknya menginterasikan serangkaian teknologi penanaman dan pembibitan padi yang komprehensif untuk permukaan air di area bekas tambang batu bara.

Baca juga: Luas Sawah Stagnan, Perkebunan Sawit Ekspansi Besar-besaran

"Yang menawarkan jalur efektif untuk pengelolaan area serupa secara komprehensif di seluruh negeri," papar Yuan.

Para ahli dari berbagai lembaga, termasuk Akademi Ilmu Pengetahuan China serta Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan, menyebutkan kualitas air di area pengujian lebih baik dibandingkan sebelum penanaman.

Kesimpulan tesebut didapatkan berdasarkan pemantauan kualitas air di seluruh proyek. Selain itu, penanaman padi dapat meningkatkan kualitas air secara keseluruhan.

Menurut para pakar, akar padi menyerap sejumlah besar nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium dari air, yang membantu memurnikan kualitas air. Hal ini sangat bermanfaat di area-area penurunan tanah.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Ribuan Hektare Sawah Kekeringan, Setara 2.088 Lapangan Sepak Bola

Seperti di negara-negara lain, banyak daerah di China mengalami penyusutan sumber daya akibat penambangan batu bara selama bertahun-tahun. Penambangan itu juga mengakibatkan penurunan tanah dalam skala luas.

Data penelitian dan perkiraan ahli dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional menunjukkan, area penurunan tanah bekas tambang batu bara di China mencakup lebih dari 20.000 kilometer persegi, naik sekitar 700 kilometer persegi setiap tahun.

Di daerah tengah negara itu, termasuk Anhui, area penurunan tanah ini mencakup sekitar 70 persen dari total nasional.

"Penurunan permukaan tanah tidak dapat dihindari karena penambangan batu bara bawah tanah, pertanian di permukaan tanah, dan tumpang tindih yang tinggi antara daerah perkotaan dan pedesaan, sehingga menciptakan tantangan dalam mengelola daerah penurunan tanah ini," kata Wang Shisen dari Huaihe Energy Holding Group Co Ltd.

Dia menuturkan, keberhasilan proyek percontohan ini terletak pada penciptaan lahan pertanian nontradisional, yang membantu mengatasi konflik antara penambangan batu bara dan perlindungan lahan pertanian.

Baca juga: Sawah di Tujuh Desa Juwiring Klaten Tak Lagi Kering, Ini Solusinya

Wang menambahkan, proyek penanaman dan akuakultur mereka terletak di daerah perairan dangkal penurunan permukaan tanah, mencakup uji coba penanaman padi di permukaan air seluas sekitar 3,33 hektare.

"Hasil evaluasinya menunjukkan bahwa proyek ini mengisi kesenjangan dalam pengelolaan hijau daerah penurunan tanah bekas tambang batu bara di China," kata Wakil Presiden Asosiasi Batu Bara Nasional China Xie Hongxu.

Cui menyampaikan, proyek ini menandai penanaman padi permukaan air skala besar pertama dari jenisnya di area penurunan tanah di China.

Meskipun sudah ada kemajuan, masih banyak yang harus dilakukan dalam hal inovasi.

"Periode awal musim tanam padi sangat penting untuk pencegahan hama dan penyakit, jadi kita perlu melanjutkan pengamatan harian dan menjaga pengelolaan lahan yang tepat," ucapnya.

Baca juga: 5 Cafe di Sawah Besar Jakarta Pusat yang Cocok untuk WFA

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

LSM/Figur
Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

LSM/Figur
Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

LSM/Figur
Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Pemerintah
Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

LSM/Figur
Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Pemerintah
Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemerintah
Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Pemerintah
IEEFA Sebut 'Power Wheeling' Bisa Dorong Investasi Hijau

IEEFA Sebut "Power Wheeling" Bisa Dorong Investasi Hijau

LSM/Figur
Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Pemerintah
Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau