KOMPAS.com - Zimbabwe dan Namibia memburu ratusan gajah liar dan hewan lainnya untuk memberi makan penduduk yang dilanda kelaparan akibat kekeringan.
Zimbabwe mengumumkan akan memburu 200 gajah liar. Daging hasil perburuan itu akan didistribusikan ke masyarakat yang kelaparan.
Sementara itu, tiga pekan lalu Namibia mengumumkan memburu 700 hewan liar, 83 di antaranya adalah gajah, sebagaimana dilansir Euronews, Rabu (18/9/2024).
Baca juga: Ancam Habitat Gajah Sumatera, Izin Perusahaan di Bentang Alam Seblat Didesak Dicabut
Juru bicara Otoritas Pengelolaan Taman Nasional dan Satwa Liar Zimbabwe Tinashe Farawo mengatakan, perburuan akan dilakukan setelah pihaknya mengeluarkan izin.
Farawo menuturkan, perburuan gajah akan dilakukan dari daerah yang populasinya sudah tidak berkelanjutan seperti Taman Nasional Hwange.
Di tempat tersebut, Farawo menyebutkan konflik antara manusia dan satwa liar semakin runcing dalam memperebutkan kebutuhan yang semakin langka.
Taman Nasional Hwange sendiri dulunya pernah memiliki lebih dari 45.000 ekor gajah, tetapi kawasan itu sekarang disebut hanya mampu menampung 15.000 ekor.
Secara keseluruhan, jumlah gajah di Zimbabwe mencapai 100.000 ekor.
Baca juga: Gajah Kalimantan Dinyatakan Terancam Punah akibat Penggundulan Hutan
Fenomena cuaca El Nino memperburuk situasi. Pada Desember, badan taman nasional mengumumkan lebih dari 100 gajah mati karena kekeringan.
Farawo berujar, lebih banyak hewan bisa mati karena kehausan dan kelaparan dalam beberapa pekan mendatang karena negara itu memasuki periode terpanas tahun ini.
Menteri Lingkungan Zimbabwe Sithembiso Nyoni mengatakan kepada parlemen pekan lalu bahwa dia telah memberikan lampu hijau untuk program perburuan gajah.
"Memang Zimbabwe memiliki lebih banyak gajah daripada yang kita butuhkan, lebih banyak gajah daripada yang dapat ditampung oleh hutan kita," kata Nyoni.
Para wanita juga akan dimobilisasi untuk mengeringkan daging, mengemasnya, dan mendistribusikannya ke komunitas yang membutuhkan protein.
Baca juga: Bayi Gajah Sumatera Lahir dengan Sehat di Bengkalis
Bulan lalu, Pemerintah Namibia menyetujui perburuan 723 hewan, termasuk 83 gajah, 30 kuda nil, 60 kerbau, 50 impala, 300 zebra, 100 eland, dan masih banyak lagi.
Hewan-hewan tersebut akan diambil dari lima taman nasional Namibia, tempat pemerintah juga berupaya mengurangi jumlah gajah di tengah konflik antara manusia dan satwa liar.
"Ini perlu dan sejalan dengan amanat konstitusional kami, yaitu sumber daya alam kami digunakan untuk kepentingan warga Namibia," kata juru bicara Departemen Lingkungan Namibia Romeo Muyunda.
"Ini juga contoh utama bahwa konservasi hewan buruan benar-benar bermanfaat," sambungnya.
Baca juga: Anak Gajah Sumatera yang Lahir di TN Way Kambas Belum Diberi Nama
Di antara Zimbabwe dan Namibia, ada Botswana yang memiliki populasi gajah terbesar di dunia yakni 130.000 ekor.
Tidak seperti kedua negara tetangganya, Botswana belum membicarakan tentang perburuan gajah untuk memberi makan rakyatnya.
Pakar keamanan pangan dan pertanian Guyo Roba dari lembaga think tank lingkungan Jameel Observatory mengatakan, tindakan pemerintah di Zimbabwe dan Namibia dapat dipahami mengingat tingkat kekeringan dan kondisi populasi hewan di sana.
"Mereka bekerja melawan populasi satwa liar yang jumlahnya melebihi daya dukung mereka," kata Roba.
"Jadi, ini mungkin tampak kontroversial pada awalnya, tetapi pemerintah terpecah antara tetap setia pada beberapa kewajiban mereka di tingkat internasional dalam hal konservasi atau demi warga," kata Roba.
Baca juga: Setop Pembunuhan Gajah, Tindak Kejahatan Terhadap Satwa
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya