Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ASA KEBERLANJUTAN

Komitmen MMSGI Menyulap Lahan Pascatambang Jadi Taman Kehidupan di Bumi Mahakam

Kompas.com, 20 September 2024, 14:11 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Pelan tapi pasti, hewan-hewan yang hampir punah pun mulai terlihat kembali di area seluas 16 hektare itu.

Adapun dari sekian banyak hewan, beberapa di antaranya berasal dari satwa avifauna, seperti burung elang enggang, elang bondol, dara laut biasa, burung cabai merah, cabai bunga api, bentet kelabu, cucak kutilang, bangau tongtong, dan pekaka emas.

Kemudian, arboretum itu juga jadi habitat bagi capung langka yang terdiri dari berbagai jenis, mulai dari Camacinia gigantea, Agrionoptera, Macrodiplax cora, Ictinogomphus decoratus, Rrhodothemis rufa, Neurothemis ramburii, Tefrathemis irregularis, Pseudagrion nigrofasciatum, dan Ceriagrion cerinorubellum rhyothemis phyllis.

Dari jenis amfibi, ada pula hewan, seperti Rhacophorus pardalis, Kurixalus appendiculatus, Amnirana nicobariensis, Duttaphrynus melanostictus, Fejervarya limnocharis, Fejervarya cancrivora, Ingerophrynus quadriporactus polypedates, dan Leucomystax.

Untuk jenis reptil yang kembali terlihat, beberapa di antaranya adalah berbagai jenis ular, seperti Dendrelaphis pictus, Pareas carinatus, Enhydris plumbea, dan Dendrelaphis caudolineatus.

Namun, dari semua hewan langka yang lalu lalang di Arboretum Busang, kembali terlihatnya kukang Kalimantan (Nycticebus borneanus), yang termasuk dalam daftar spesies terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) bisa jadi kabar paling menyenangkan.

Kukang yang sempat menampakkan diri di Arboretum Busang tersebut memiliki ciri tubuh yang pucat, pola pewarnaan wajah sedikit kontras, ujung atas cincin gelap, dan sekeliling matanya berbentuk membundar atau baur di tepinya.

Kukang Kalimantan adalah salah satu primata yang dilindungi oleh hukum karena populasinya terancam oleh perburuan ilegal, hilangnya habitat, dan perdagangan satwa liar. Perlindungan terhadap hewan itu secara khusus diatur melalui keputusan Menteri Pertanian.

MHU berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan hewan-hewan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip konservasi alam yang sejalan dengan environmental, social, and governance (ESG).

Sarana belajar dan wisata

Arboretum Busang bukan sekadar taman biasa. Kawasan ini, kini telah menjadi surga biodiversitas bagi banyak makhluk. Bahkan juga telah berfungsi sebagai tempat belajar, penelitian, sekaligus konservasi.

Selain jadi rumah bagi banyak hewan langka, Arboretum Busang juga jadi rumah bagi sekitar 43 spesies tanaman baru dan 79 jenis tanaman herbal dan epifit, termasuk pohon sungkai, jati khas Kalimantan.

MHU juga merancang Arboretum Busang dengan cermat agar dapat menjadi sumber informasi yang komprehensif tentang identifikasi, karakteristik, dan sifat-sifat tumbuhan berkayu.

Arboretum Busang merupakan lahan bekas tambang dari MHU yang kini berhasil disulap menjadi tanah bagi banyak kehidupan.Dok. MMSGI Arboretum Busang merupakan lahan bekas tambang dari MHU yang kini berhasil disulap menjadi tanah bagi banyak kehidupan.

Tak mengherankan jika Arboretum Busang kini menjadi magnet bagi para ilmuwan dan pencinta alam.

Para peneliti rutin mengambil sampel tanaman untuk studi keanekaragaman genetik dan adaptasi terhadap lingkungan.

Selain itu, MHU juga membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk berkunjung sekaligus memperluas wawasan mereka melalui tur, seminar, dan program edukasi yang disediakan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau