Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Pakaian Global Meningkat, Berpotensi Hasilkan Emisi dan Polusi

Kompas.com - 26/09/2024, 13:46 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Industri tekstil diperkirakan bertanggung jawab atas 5-10 persen emisi global dan 20 persen polusi air industri.

Kondisi ini belum bisa terpecahkan karena industri mode dan tekstil malah terus tumbuh dan mengalami lonjakan permintaan.

Mengutip Green Economy, Rabu (25/9/2024) laporan terbaru PwC menunjukkan bahwa penjualan pakaian global telah meningkat lebih dari dia kali lipat dalam 20 tahun terakhir dan terus tumbuh lebih cepat daripada produk domestik bruto.

Baca juga: Pelaku Ekonomi Kreatif Diminta Terapkan Sustainable Fashion

Permintaan berlebih konsumen pun dipenuhi dengan solusi mode cepat (fast fashion) dan produksi cepat.

Sayangnya, solusi itu berarti sebanyak 40 persen pakaian yang diproduksi tidak pernah terjual atau dipakai yang berpotensi berakhir di tempat pembuangan akhir.

 

Ini ditambah beberapa pelaku terbesar industri mode justru menekankan kebijakan keberlanjutan yang tidak mengatasi masalah pada sumbernya.

Survei YouGov yang dilakukan Januari 2024 sendiri menemukan hanya 33 persen konsumen yang khawatir tentang dampak lingkungan dari pakaian.

Namun, 85 persen menyatakan penolakan terhadap pembuangan sampah atau pembakaran pakaian yang tidak terjual.

Baca juga: Slow Fashion, Gerakan Busana Selamatkan Bumi

Dari survei itu, 60 persen mengaku memiliki pakaian yang tidak biasa mereka pakai dan 43 persennya mengatakan sering frustrasi dengan kekacauan di lemari pakaian, menunjukkan konsumen cenderung memiliki kebiasaan membeli pakaian yang tidak sesuai kebutuhan.

Solusi Sampah Pakaian

Jadi bagaimana mengatasi situasi ini?

Penelitian PwC menemukan bahwa menggunakan kembali pakaian (reusing) selalu lebih baik daripada mendaur ulang dalam hal lingkungan.

Sebagai perbandingan, jejak karbon dari kaus katun yang digunakan kembali sekitar 60 kali lebih kecil daripada yang baru.

Baca juga: Polusi Mikroplastik Diperkirakan akan Terus Meningkat

Penggunaan kembali ini mencakup penjualan kembali oleh pihak ketiga seperti toko amal atau toko barang bekas.

Skema penggunaan pakaian kembali atau tukar tambah ini pun sebenarnya disebut efektif bagi brand fesyen dalam meningkatkan kredibilitas lingkungan sekaligus memanfaatkan peluang pasar baru.

Produsen dan penjual pakaian yang mengadopsi inisiatif yang lebih berdampak ini tidak hanya akan mengurangi limbah, tetapi juga dapat memengaruhi tindakan konsumen yang positif.

Penelitian lebih lanjut dari Green Alliance telah menunjukkan bahwa konsumen mendukung kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan produksi berlebih serta mendorong penggunaan kembali pakaian.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Solusi Air Bersih di Desa Sungai Payang, Begini Upaya MMSGI Dorong Kesejahteraan Warga

Solusi Air Bersih di Desa Sungai Payang, Begini Upaya MMSGI Dorong Kesejahteraan Warga

Swasta
Dilobi Sejumlah Pihak Termasuk RI, Uni Eropa Tunda Implementasi UU Anti-Deforestasi

Dilobi Sejumlah Pihak Termasuk RI, Uni Eropa Tunda Implementasi UU Anti-Deforestasi

Pemerintah
BRIN: Teknologi Nuklir Dapat Deteksi Pemalsuan Pangan

BRIN: Teknologi Nuklir Dapat Deteksi Pemalsuan Pangan

Pemerintah
Dalam 6 Bulan, Sampah di Cekungan Bandung Bisa Jadi Bencana

Dalam 6 Bulan, Sampah di Cekungan Bandung Bisa Jadi Bencana

Pemerintah
Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Pemerintah
Laporan 'Health and Benefits Study 2024': 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Laporan "Health and Benefits Study 2024": 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Swasta
Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Pemerintah
Forum 'ESG Edge' Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

Forum "ESG Edge" Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

LSM/Figur
Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Pemerintah
Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah
DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

Pemerintah
Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Pemerintah
Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

BUMN
Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau