Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina International Shipping Siapkan Armada Angkut Karbon untuk CCS

Kompas.com - 25/09/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - PT Pertamina International Shipping (PIS) menyatakan kesiapan dalam bisnis pengangkutan karbon, khususnya penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS).

CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan, PIS tengah menyiapkan armada dan terminal yang diperlukan dalam bisnis CCS.

Hal tersebut disampaikan Yoki dalam forum dunia Gastech 2024 di Texas, Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Pertamina Sebut Injeksi Karbon Dioksida Mampu Pangkas Emisi 14,6 Juta Ton

Dia menyatakan, suka atau tidak suka, semua pihak perlu bergerak cepat mengantisipasi kebutuhan CCS di masa depan.

"Pada saat bersamaan, kami harus berinvestasi untuk menghadapi kebutuhan energi saat ini dan masa depan. Contohnya, adalah melalui kerja sama kami dengan NYK (Nippon Yusen Kaisha Group) dalam mengembangkan transportasi CCS di Indonesia," ujar Yoki, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (25/9/2024).

Pada awal 2024, pemerintah mengeluarkan Perpres No. 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon.

Baca juga: Sejumlah Pakar Usul Sebar Besi ke Laut untuk Serap Karbon Dioksida

Pada awal tahun, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon.

Perpres itu menjadi tonggak penting sekaligus lampu hijau bagi PIS dalam mengejar komitmen Pertamina mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

Yoki mengatakan salah satu yang tengah PIS siapkan melalui kerja samanya dengan NYK adalah investasi kapal pengangkut karbon dioksida yang dicairkan atau liquid carbon dioxide dan terminal penerima.

Kedanya merupakan infrastruktur utama dalam mengembangkan bisnis CCS/CCUS.

Baca juga: Menteri LHK Sebut Jasa Karbon Bukan Greenwashing

Managing Director NYK Group Europe and Norway Anders Lepsoe mengatakan, bagi PIS dan NYK CCS merupakan kesempatan yang luar biasa.

"Apalagi bila melihat volume karbon dioksida yang bisa ditangkap seiring berjalannya waktu guna memastikan transisi yang lancar, serta transisi hijau untuk masyarakat yang lebih baik," ujarnya.

Anders menambahkan, bisnis CCS mempunyai potensi yang sangat besar.

"Kuncinya adalah memahami teknologi, memahami pengangkutan karbon dioksida sebagai sebuah kargo, memahami industri perkapalan, regulasi, dan lainnya di mana baik kami dan PIS telah memiliki keahlian di bidang ini, sehingga CCS bisa menjadi kesempatan bagi kami untuk menjadi kontributor dalam transisi energi," sebut Anders.

Baca juga: CarbonEthics Raup Rp 31,8 Miliar Kembangkan Karbon Biru

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau