Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bioekonomi Bisa Penuhi 11 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Kompas.com - 30/09/2024, 22:43 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bioekonomi dinilai akan sangat mendukung tercapainya 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang sudah disepakati dunia pada tahun 2015 di Paris.

Pakar Bioenergi Institut Teknologi Bandung (ITB), Tatang Hernas Soerawidjaja dalam diskusi media di Jakarta, Senin (30/9/2024) mengungkapkan 11 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dimaksud adalah SDG No 1. Tanpa Kemiskinan, No 2. Tanpa Kelaparan, No 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera, No 6. Air Bersih dan Sanitasi Layak.

Lalu, SDG No 7. Energi Bersih dan Terjangkau, No 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta No 9. Industri, Inovasi, dan Infrastuktur.

Baca juga: PBB Indonesia Luncurkan Laporan Capaian SDGs, Ini Rangkumannya

Kemudian, No. 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, No 13. Penanganan Perubahan Iklim, No 14. Ekosistem Lautan, dan No 15. Ekosistem Daratan.

“Aktivitas bioekonomi itu disebutkan akan memenuhi 11 poin dari total 17 SDGs,” ujar dia.

Menurutnya, negara-negara di dunia semakin fokus dalam penggunaan bahan bakar nabati, untuk mempercepat transisi energi sekaligus mempertahankan ketahanan dan kemandirian energi.

“Perekonomian berbasis nabati atau bioekonomi, adalah masyarakat yang perekonomiannya bertumpu pada pemanfaatan sumber daya nabati, tidak hanya pangan dan pakan, melainkan juga energi dan produk-produk industri, sambil secara bersamaan merestorasi dan mempertahankan jasa-jasa lingkungan,” terangnya.

Baca juga: Transisi Energi Jadi Bagian Penting Capai SDGs

Dorong industri inklusif dan berkelanjutan

Lebih lanjut, kata dia, bioekonomi juga dapat mendorong industri sesuai yang dicanangkan pada SDG No 9. Yakni industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Inklusif artinya melibatkan pedesaan, perempuan, rakyat miskin, dan pemuda,” ujar dia.

Menurut Tatang, biomassa yang dapat diperoleh di seluruh pelosok negeri melalui pembudidayaan tumbuh-tumbuhan sebagai sumber energi alternatif yang aman dan terbarukan, memiliki banyak kelebihan.

Baca juga: 10 Negara dengan Skor Pencapaian SDGs Tertinggi 2024

Mulai dari membangun ketahanan energi, menjaga kelestarian lingkungan, hingga tidak memperburuk krisis iklim layaknya bahan bakar fosil.

Oleh karena berbagai faktor tersebut, Tatang menilai, pemerintah sangat perlu mendorong penggunaan biofuel untuk mencapai bioekonomi di Indonesia.

“Penghematan devisa (Indonesia) yang dihasilkan program biodiesel juga besar. Artinya apa? Bahan bakar nabati (BBN) bagi Indonesia itu sangat penting,” pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
LSM/Figur
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pemerintah
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
Swasta
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Swasta
Peluang 'Green Jobs' di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
LSM/Figur
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
Pemerintah
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
BUMN
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
LSM/Figur
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
LSM/Figur
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
Pemerintah
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Pemerintah
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Swasta
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Swasta
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
Pemerintah
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau