Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Masyarakat Sipil Serukan Pembenahan Tata Kelola Energi

Kompas.com - 02/10/2024, 10:55 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, koalisi masyarakat sipil beranggotakan 31 organisasi masyarakat sipil di nasional dan daerah, mendesak anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Periode 2024-2029, yang baru dilantik Senin (1/10/2024) untuk serius benahi tata kelola sektor energi dan sumber daya alam (SDA). 

Koordinator Nasional PWYP Indonesia, Aryanto Nugroho mengatakan, ada banyak target Program Legislasi Nasional (Prolegnas) terkait sektor energi dan SDA yang tak terselesaikan atau disahkan di periode kemarin.

Ia memberi contoh, seperti Rancangan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (RUU Migas) dan RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) yang stagnan, maupun RUU Keadilan (Perubahan) Iklim yang belum tersentuh.

Baca juga:

“Padahal RUU tersebut memiliki tingkat urgensi yang tinggi. Apalagi, kita dihadapkan pada makin nyatanya perubahan iklim dan harus segera melakukan transisi energi yang berkeadilan," ujar Aryanto dalam pernyataannya, Selasa (1/10/2024). 

Ia menilai, baik draft RUU Migas maupun RUU EBET misalnya, masih jauh dari semangat transisi energi berkeadilan, dan malah mengakomodir sejumlah solusi kurang tepat seperti nuklir hingga penggunaan Carbon Capture and Storage (CCS/CCUS). 

Ia menambahkan, meskipun DPR Periode ini masih dihuni oleh wajah-wajah lama (370 dari 580), namun harapannya akan ada suatu perubahan.

“DPR Periode ini harus berani membuat terobosan dan memaksimalkan fungsi legislasi, pengawasan dan budgeting yang dimilikinya,” tegasnya.

Selain itu, ia berharap RUU Masyarakat Adat bisa dipercepat, sebagai dasar pengakuan dan
perlindungan terhadap Masyarakat Adat yang makin terpinggirkan akibat ekspansi
perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, kehutanan, dan perkebunan.

“Kami mendesak, pembahasan semua RUU harus lebih transparan dan partisipatif, mulai
dari penyusunan naskah akademis, pembahasan, hingga pengesahannya," tambah Aryanto. 

Tingkatkan pengawasan

Peneliti PWYP Indonesia, Ariyansah NK juga mengingatkan masih lemahnya fungsi pengawasan DPR, khususnya di sektor energi dan sumber daya alam.

Baca juga:

Ia menilai, sektor ini merupakan sektor penting dan strategis sebagai penopang ekonomi, sekaligus memastikan tidak adanya ketimpangan serta memastikan perlindungan lingkungan dan SDA untuk generasi mendatang.

"Di sektor ini, DPR harus turut aktif dan berani menggunakan hak-haknya yang diatur dalam Undang-Undang Dasar UUD 1945, yaitu hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat," ujar dia.

Ariyansah juga mendorong DPR untuk membongkar beberapa kasus seperti korupsi timah, Pertambangan Tanpa Izin (PETI), korban meninggal akibat tambang, hingga ancaman deforestasi. 

"Transparansi dan partisipasi harus ditingkatkan. Peningkatan pengawasan dan turut aktif melalui kewenangan yang dimiliki untuk perbaikan tata kelola energi dan SDA.
Percepatan pembahasan dan pengesahan RUU EBET, RUU Migas, RUU Perubahan Iklim, RUU Masyarakat Adat yang sejalan semangat keadilan sosial-ekologis sekaligus bagian dari adaptasi dan mitigasi perubahan iklim," pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Alasan Mengapa Pariwisata Berkelanjutan Perlu Diterapkan

9 Alasan Mengapa Pariwisata Berkelanjutan Perlu Diterapkan

Swasta
Bungasari Raih Penghargaan 'INDI 4.0 2024: Sustainable Technology' Kemenperin

Bungasari Raih Penghargaan "INDI 4.0 2024: Sustainable Technology" Kemenperin

Swasta
Akhirnya, Bangkai Paus Sperma 4 Ton di Teluk Balikpapan Dibakar

Akhirnya, Bangkai Paus Sperma 4 Ton di Teluk Balikpapan Dibakar

Pemerintah
Pertamina International Shipping Catat Berhasil Tekan Emisi 36 Kiloton CO2

Pertamina International Shipping Catat Berhasil Tekan Emisi 36 Kiloton CO2

BUMN
Pakar UI: BBM Berkualitas Tinggi Mampu Kurangi Polusi Udara

Pakar UI: BBM Berkualitas Tinggi Mampu Kurangi Polusi Udara

LSM/Figur
Koalisi Masyarakat Sipil Serukan Pembenahan Tata Kelola Energi

Koalisi Masyarakat Sipil Serukan Pembenahan Tata Kelola Energi

LSM/Figur
PBB: Regulasi Intervensi Karhutla Indonesia Lebih Baik dari Rusia dan AS

PBB: Regulasi Intervensi Karhutla Indonesia Lebih Baik dari Rusia dan AS

LSM/Figur
Siap-siap, Penyelenggara Konser Akan Wajib Kelola Sampah Selama Acara

Siap-siap, Penyelenggara Konser Akan Wajib Kelola Sampah Selama Acara

Pemerintah
Akan Banyak “Pengungsi Iklim” di Berbagai Wilayah di Dunia

Akan Banyak “Pengungsi Iklim” di Berbagai Wilayah di Dunia

Pemerintah
BRGM: Pembangunan Harus Dibarengi dengan Konservasi agar Sustain”

BRGM: Pembangunan Harus Dibarengi dengan Konservasi agar Sustain”

Pemerintah
Pemerintahan Baru Janji akan Jalankan Hilirisasi Nikel yang Berkelanjutan

Pemerintahan Baru Janji akan Jalankan Hilirisasi Nikel yang Berkelanjutan

Pemerintah
Riset Deloitte: Semakin Banyak “Tenant” Properti Inginkan Bangunan Rendah Karbon

Riset Deloitte: Semakin Banyak “Tenant” Properti Inginkan Bangunan Rendah Karbon

Swasta
TNGGP dan Sukarelawan Basecamp Sauyunan Turunkan 1 Ton Sampah dari Gunung

TNGGP dan Sukarelawan Basecamp Sauyunan Turunkan 1 Ton Sampah dari Gunung

LSM/Figur
Eksploitasi Alam Sebabkan Batas-batas 'Planetary Boundaries' Terlampaui

Eksploitasi Alam Sebabkan Batas-batas "Planetary Boundaries" Terlampaui

Pemerintah
Laporan PBB: Karhutla Indonesia Capai 1,16 Juta Hektare, Kalsel Terparah

Laporan PBB: Karhutla Indonesia Capai 1,16 Juta Hektare, Kalsel Terparah

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau