Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Energi dan sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan penerapan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur akan diterapkan secara bertahap, dimulai dari solar.

Menurut peta jalan yang telah dibuat, distribusi solar rendah sulfur akan dimulai dari Jakarta, Cikampek, dan Balongan.

Setelah itu dilanjutkan ke Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Papua, hingga Maluku.

Baca juga: Pertamax Disebut Tinggi Sulfur seperti Pertalite, Benarkah? Ini Kata Pertamina

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan, BBM bersulfur rendah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi emisi.

Dia menuturkan, selama ini penggunaan BBM dengan sulfur tinggi menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar.

Agus berujar, dengan latar belakang tersebut, implementasi BBM rendah sulfur menjadi sebuah keharusan agar kualitas udara tidak bertambah buruk.

"BBM rendah sulfur adalah sebuah kebutuhan. Karena kita semua tahu kualitas udara kita saat ini kurang bagus dan salah satu penyebabnya adalah BBM kita yang mengandung sulfur yang tinggi," kata Agus dilansir dari siaran pers, Jumat (4/10/2024).

Baca juga: Pemerintah Janji Sediakan BBM Rendah Sulfur dengan Harga Subsidi

Agus menambahkan, pelaksanaan implementasi dan distribusi BBM rendah sulfur mengacu pada peta jalan yang telah dibuat.

"Peta jalan pemanfataan BBM rendah sulfur sudah tersedia, tentunya pelaksanannya akan mengikuti peta jalan tersebut," ujar Agus.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin menuturkan pemerintah berencana menyediakan BBM bersulfur rendah untuk meningkatkan kualitas BBM di Indonesia.

Rachmat menjamin, pemerintah juga tidak akan menaikkan harga BBM rendah sulfur.

Baca juga: Polusi Udara dan Krisis Kesehatan Jadi Alasan Mendesaknya BBM Rendah Sulfur

"Rencana pemerintah adalah menyediakan BBM rendah sulfur tanpa menaikkan harga BBM. Sehingga masyarakat mendapatkan akses BBM yang lebih berkualitas dan lebih bersih," ujar Rachmat di kantornya, Jakarta, Kamis (12/9/2024) malam.

Sebagai informasi, saat ini BBM subsidi Pertamina memiliki kandungan sulfur yang jauh lebih tinggi dari standar Euro IV. Standar sulfur internasional berkisar di antara 50 ppm atau lebih rendah.

"Kami merasa penting dan urgen untuk pemerintah mendukung Pertamina agar bisa menyediakan BBM lebih berkualitas," imbuhnya.

Dalam contoh yang dipaparkan Rachmat, kandungan sulfur BBM Pertalite adalah 500 ppm, jauh di atas standar internasional. Bahkan, BBM Pertamax 92 juga masih berada di 400 ppm.

Kandungan sulfur yang besar dinilai tidak ramah bagi lingkungan maupun kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah ingin menurunkan kandungan sulfur pada BBM demi meningkatkan kualitasnya.

Baca juga: BBM Rendah Sulfur dan Polusi Udara Jakarta

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pekerjaan di Bidang Energi Terbarukan Global Catat Rekor pada 2023

Pekerjaan di Bidang Energi Terbarukan Global Catat Rekor pada 2023

Pemerintah
Krisis Satwa Liar Bisa Mengancam Target Pembangunan Berkelanjutan

Krisis Satwa Liar Bisa Mengancam Target Pembangunan Berkelanjutan

LSM/Figur
Hadapi Krisis Planet, Paradigma Hukum Lingkungan Perlu Diubah

Hadapi Krisis Planet, Paradigma Hukum Lingkungan Perlu Diubah

LSM/Figur
Gletser Terluas di Dunia Mencair Cepat, Permukaan Laut Bisa Naik 3 Meter

Gletser Terluas di Dunia Mencair Cepat, Permukaan Laut Bisa Naik 3 Meter

LSM/Figur
Tak Ada Tujuan SDGs yang Tercapai Tanpa Libatkan Perempuan

Tak Ada Tujuan SDGs yang Tercapai Tanpa Libatkan Perempuan

Pemerintah
Kompas.com Ajak Korporasi Peduli Bumi Lewat Program 'Wali Asuh Mangrove'

Kompas.com Ajak Korporasi Peduli Bumi Lewat Program "Wali Asuh Mangrove"

Swasta
Pemerintah Bakal Terapkan BBM Rendah Sulfur Bertahap, Mulai dari Solar

Pemerintah Bakal Terapkan BBM Rendah Sulfur Bertahap, Mulai dari Solar

Pemerintah
Pembatalan Cukai Rokok Dinilai Halangi Eradikasi TBC

Pembatalan Cukai Rokok Dinilai Halangi Eradikasi TBC

LSM/Figur
Pemanfaatan Panas Bumi Masih Rendah, Pakar Saran Tingkatkan Kualitas Data

Pemanfaatan Panas Bumi Masih Rendah, Pakar Saran Tingkatkan Kualitas Data

LSM/Figur
Antarktika Semakin 'Menghijau' karena Perubahan Iklim

Antarktika Semakin "Menghijau" karena Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dukung Transisi Energi Bersih Berkelanjutan, Kalbe Morinaga Resmikan PLTS Atap di Karawang

Dukung Transisi Energi Bersih Berkelanjutan, Kalbe Morinaga Resmikan PLTS Atap di Karawang

Swasta
Keputusan Menteri Energi ASEAN Dorong CCS Dinilai Setengah Hati Wujudkan Transisi

Keputusan Menteri Energi ASEAN Dorong CCS Dinilai Setengah Hati Wujudkan Transisi

LSM/Figur
Dunia Makin Lirik Hidrogen Rendah Emisi, Investasi Berlipat Ganda

Dunia Makin Lirik Hidrogen Rendah Emisi, Investasi Berlipat Ganda

LSM/Figur
Solusi Air Bersih di Desa Sungai Payang, Begini Upaya MMSGI Dorong Kesejahteraan Warga

Solusi Air Bersih di Desa Sungai Payang, Begini Upaya MMSGI Dorong Kesejahteraan Warga

Swasta
Dilobi Sejumlah Pihak Termasuk RI, Uni Eropa Tunda Implementasi UU Anti-Deforestasi

Dilobi Sejumlah Pihak Termasuk RI, Uni Eropa Tunda Implementasi UU Anti-Deforestasi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau