Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Keputusan final untuk berinvestasi untuk berbagai proyek hidrogen rendah emisi telah berlipat ganda hanya dalam 12 bulan terakhir.

Menurut laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA), total keputusan final untuk investasi kapasitas elektroliser hidrogen rendah emisi mencapai 20 gigawatt (GW).

Jika semua proyek investasi terealisasi, total produksi hidrogen bisa mencapai 50 juta ton per tahun pada 2030.

Baca juga: Dorong Pengembangan Hidrogen, Kementerian ESDM Godok KBLI Khusus

Dari seluruh investasi tersebut, China menjadi dominator utama dengan kontribusi 40 persen.

Meski demikian, capaian tersebut dinilai masih rendah dan kurang ambisius untuk mencapai target iklim.

Selain itu, permintaan global akan hidrogen masih rendah. Kebutuhan hidrogen saat ini baru seperempat dari total rencana proyek.

Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol menambahkan, sebagian besar proyek juga masih dalam tahap awal.

Baca juga: Kemenperin Dorong Pelaku Industri Manfaatkan Hidrogen Hijau

Di samping itu, beberapa tantangan turut menanti seperti alur proyek berisiko karena sinyal permintaan yang tidak jelas, kendala pembiayaan, penundaan insentif, ketidakpastian regulasi, masalah perizinan dan perizinan, serta tantangan operasional.

"Pembuat kebijakan dan pengembang harus mencermati dengan saksama perangkat untuk mendukung penciptaan permintaan sekaligus mengurangi biaya dan memastikan adanya regulasi yang jelas yang akan mendukung investasi lebih lanjut di sektor ini," kata Birol dikutip dari Reuters, Rabu (2/10/2024).

Dalam laporannya, IEA memaparkan permintaan hidrogen global dapat tumbuh sekitar 3 juta ton pada tahun 2024. Permintaan tersebut terkonsentrasi di sektor penyulingan dan kimia.

IEA menyampaikan, peningkatan permintaan itu harus dilihat sebagai hasil dari tren ekonomi yang lebih luas, bukan karena hasil dari kebijakan yang berhasil.

Baca juga: Bulu Ayam Jadi Komponen Penting untuk Pembuatan Hidrogen Hijau

Permintaan saat ini sebagian besar dipenuhi oleh hidrogen yang diproduksi oleh bahan bakar fosil. Sedangkan hidrogen rendah emisi hanya berkontribusi sangat kecil.

Rendahnya permintaan dari hidrogen rendah emisi sebagian besar disebabkan oleh teknologi dan biaya produksi yang masih besar.

Untuk dapat mengurangi biaya produksi hidrogen rendah emisi, dibutuhkan pengembangan teknologi lebih lanjut serta tercapainya skala ekonomi minimal yang dibutuhkan.

Baca juga: McKinsey Soroti Tantangan Penangkapan Karbon dan Pemanfaatan Hidrogen Bersih

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau