Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Nikel Nasional Diminta untuk Sukarela Diaudit Tata Kelolanya

Kompas.com - 15/10/2024, 20:22 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku industri nikel Indonesia diminta untuk lebih terbuka dan secara voluntary mengajukan diri untuk diaudit oleh lembaga-lembaga audit internasional yang kredibel seperti halnya Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA).

Chief Executive Officer Landscape Indonesia dan Dosen di Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung, Agus P Sari menyatakan, penting bagi perusahaan nikel yang berskala besar secara sukarela mengajukan diri diaudit guna menjaga reputasi bisnis yang dijalankan.

"Karena perusahaan nikel yang besar-besar ini yang paling rentan terhadap serangan yang mengancam reputasi mereka," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (14/10/2024).

Baca juga: Bahlil: Industri Mobil Listrik Global Andalkan RI untuk Pasok Nikel

Agus mengungkapkan, meski saat ini belum muncul tren audit sukarela dari perusahaan nikel nasional, namun perlahan sudah ada perusahaan yang mulai mengajukan diri untuk diaudit. Upaya tersebut diharapkan bisa diikuti oleh perusahaan-perusahaan nikel lain.

"Seperti kemarin diumumkan oleh IRMA bahwa salah satu perusahaan nikel Indonesia, yakni Harita sudah bersedia mengajukan diri untuk diaudit oleh IRMA, dan itu diharapkan diikuti oleh perusahaan lain. Audit di bidang pertambangan utamanya nikel ini cukup sulit karena melibatkan berbagai NGO yang sangat kritis dan 'galak'. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, akan sangat mungkin gagal," lanjut Agus yang juga menjadi anggota dari organisasi Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Selain untuk mendorong keterbukaan terkait praktik bisnis yang dijalankan, audit ini diperlukan guna mengantisipasi tuntutan pasar yang semakin ketat.

Baca juga: Guru Besar ITB: Implementasi ESG Bisa Hapus Cap Negatif Nikel Indonesia

Ditolak Pasar

Agus menyebut saat ini investor perusahaan nikel relatif kurang memerhatikan aspek sustainability. Padahal di sisi lain pasar sangat konsen dengan isu-isu keberlanjutan.

Jika tidak diantisipasi melalui audit, produk nikel yang dijual ke pasar akan ditolak oleh konsumen, utamanya dari negara-negara Eropa.

"Pasar akan melihat sebuah produk dari keseluruhan rantai pasok. Jika dalam proses pengambilan nikel tidak memerhatikan aspek lingkungan, hal itu akan sangat berdampak ke perusahaan tambang nikel. Karena itu, di sini audit diperlukan," lanjut Agus.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa perusahaan kendaraan listrik global akan mengandalkan Indonesia sebagai pemasok nikel.

Baca juga: Pemerintah Susun Peta Jalan Dekarbonisasi Nikel

"Cadangan nikel dunia di 2023 menurut data Geologi Amerika kita punya 25 persen cadangan nikel dunia, tapi empat bulan lalu Geologi Amerika mengatakan cadangan nikel kita mencakup 40-45 persen nikel dunia," ujar dia dalam acara Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Namun demikian, banyak pihak yang mengkritisi kegiatan bisnis perusahaan nikel di Indonesia karena menyebabkan dampak lingkungan dan sosial.

Sementara itu dalam penjelasannya, IRMA menyatakan bahwa audit akan dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan pertambangan sudah memenuhi standar pertambangan sukarela yang menjelaskan praktik terbaik untuk melindungi masyarakat dan lingkungan.

Hal lainnya adalah mengetahui proses penjaminan untuk mengukur tambang terhadap standar tersebut.

"IRMA memiliki posisi unik secara global, karena tata kelolanya memberikan kekuatan yang sama kepada masyarakat setara dengan perusahaan pertambangan, dan kepentingan nonkomersial memiliki kekuatan yang sama dengan kepentingan komersial," tulis IRMA.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Pemerintah
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Pemerintah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Pemerintah
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Pemerintah
UMKM di Tanjakan Curam, Harus Naik Kelas Sekaligus Pangkas Emisi
UMKM di Tanjakan Curam, Harus Naik Kelas Sekaligus Pangkas Emisi
Pemerintah
Kementan: Sapi Merah Putih Turunan Friesian Holstein, Ada 80 Ekor
Kementan: Sapi Merah Putih Turunan Friesian Holstein, Ada 80 Ekor
Pemerintah
Thailand Niat Kembangkan Startup Teknologi Pertanian, Jadikan Indonesia Pasar Utama
Thailand Niat Kembangkan Startup Teknologi Pertanian, Jadikan Indonesia Pasar Utama
Pemerintah
5.000 Meter Lahan Hutan di Bojonegoro Rusak akibat Tambang Pasir Ilegal
5.000 Meter Lahan Hutan di Bojonegoro Rusak akibat Tambang Pasir Ilegal
Pemerintah
Dosen IPB Perkenalkan Cara Manfaatkan Jerami Padi Jadi Bio-pot Bernilai Ekonomi
Dosen IPB Perkenalkan Cara Manfaatkan Jerami Padi Jadi Bio-pot Bernilai Ekonomi
LSM/Figur
Bahlil Janjikan Setiap Desa Punya Panel Surya Berkapasitas 1 MW
Bahlil Janjikan Setiap Desa Punya Panel Surya Berkapasitas 1 MW
Pemerintah
Sawah Menyusut, Petani Gurem Melejit, Alarm Ketahanan Pangan Nasional
Sawah Menyusut, Petani Gurem Melejit, Alarm Ketahanan Pangan Nasional
LSM/Figur
Krisis Iklim Bikin Aedes aegypti Naik Gunung, Risiko DBD Meningkat
Krisis Iklim Bikin Aedes aegypti Naik Gunung, Risiko DBD Meningkat
LSM/Figur
Mayoritas Bisnis Laporkan Keuntungan Ekonomi dari Dekarbonisasi
Mayoritas Bisnis Laporkan Keuntungan Ekonomi dari Dekarbonisasi
Swasta
Kementerian ESDM: Sektor Panas Bumi Serap 1.533 Tenaga Kerja Hijau
Kementerian ESDM: Sektor Panas Bumi Serap 1.533 Tenaga Kerja Hijau
Pemerintah
Potensi Panas Bumi RI Capai 23.742 MW, tapi Baru Terkelola 10 Persen
Potensi Panas Bumi RI Capai 23.742 MW, tapi Baru Terkelola 10 Persen
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau