Berbagai peristiwa global juga memengaruhi transisi. Banyak negara mengalihkan anggaran untuk belanja militer, sehingga mengurangi dana yang tersedia untuk inisiatif energi bersih.
Biaya pinjaman yang tinggi dan krisis biaya hidup yang sedang berlangsung di banyak rumah tangga juga memperlambat kemajuan.
“2024 adalah tahun dimulainya transisi energi global; tahun ini juga merupakan tahun di mana emisi kemungkinan akan mencapai puncaknya,” ungkap Remi Eriksen, Presiden dan CEO Grup DNV.
Baca juga: Kisah Palet Hitam hingga Panel Surya, Jejak Bisnis Keberlanjutan FKS Group di Jawa Timur
Namun, ia menekankan meski emisi global menurun jelas masih banyak yang perlu dilakukan.
Mempercepat penerapan energi terbarukan, mengatasi tantangan di sektor yang sulit dikurangi, dan membina kerja sama internasional akan menjadi hal penting di tahun-tahun mendatang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya