Hal tersebut menimbulkan ancaman besar bagi mereka yang tinggal di dekat kebakaran dan bagi masyarakat yang lebih jauh yang terpapar kualitas udara buruk yang disebabkan oleh asap.
"Pekerjaan kami menunjukkan bahwa kebakaran semakin sering terjadi di di hutan, tempat kebakaran menjadi ancaman terbesar bagi manusia dan simpanan karbon yang vital," ungkap Jones.
Pembelajaran mesin menjadi kunci untuk mengungkap pengamatan baru tentang pergeseran geografi global kebakaran hutan.
Baca juga: Emisi Gas Rumah Kaca Dunia 420 ppm, Lampaui Batas Kesepakatan
Pengetahuan ini juga mengungkap wawasan baru tentang strategi mana yang paling efektif untuk mengurangi kebakaran hutan dan melindungi hutan.
"Pendanaan yang substansial diperlukan untuk mendukung program-program strategis pengelolaan hutan, keterlibatan pemangku kepentingan, dan pendidikan publik, yang semuanya merupakan perubahan signifikan dari strategi pengelolaan kebakaran dari yang sebagian besar reaktif menjadi semakin proaktif," papar Jones.
Misalnya, area prioritas untuk pengelolaan hutan dan sekat api harus ditetapkan berdasarkan pemantauan proaktif terhadap produktivitas hutan,
Selain itu juga mengelola bahan bakar di tempat-tempat yang dapat menimbulkan bahaya terbesar selama cuaca mendukung kebakaran merupakan prioritas utama untuk membatasi tingkat keparahan dan dampak kebakaran jika terjadi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya