Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Kompas.com - 22/10/2024, 15:54 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik telah menggerakkan perekonomian dunia selama lebih dari satu abad.

Namun, pemanfaatannya kini menjadi polemik karena menghasilkan emisi karbon dioksida yang menjadi penyebab perubahan iklim.

Apalagi pemanfaatan batu bara justru terus meningkat dan diprediksi mencapai puncaknya tahun ini meski ada janji global untuk menghentikan pemakaian batu baru demi menyelamatkan iklim.

Menghentikan penggunaan batu bara pun masih menjadi upaya panjang yang harus ditempuh. Banyak negara di Eropa yang telah menghentikan penggunaan batu bara sepenuhnya.

Menurut World Resources Institute, Yunani dan Inggris adalah yang tercepat dalam menghentikan penggunaan tenaga batu bara, diikuti oleh Denmark, Spanyol, Portugal, Rumania, dan Jerman.

Baca juga:

Inggris yang telah bergantung pada batu bara selama lebih dari satu abad, akhirnya menutup pembangkit listrik tenaga batu bara terakhirnya pada 30 September di Midlands.

Di luar Eropa, pengurangan tercepat tercatat di Amerika Serikat, Israel, dan Chili, yang menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara lebih awal, menggantinya dengan tenaga angin dan tenaga surya.

Secara keseluruhan, negara-negara dengan rencana keluar dari penggunaan batu bara merupakan negara dengan berpendapatan tinggi, memiliki populasi kecil, permintaan listrik lebih rendah, dan bergantung pada impor batu bara serta memiliki pembangkit listrik yang menua.

Batu Bara di Asia

Lantas bagaimana dengan menghentikan penggunaan batu bara di Asia?

Sebagai informasi, sebagian besar dari 10 pembangkit listrik yang bertanggung jawab atas dampak iklim berlokasi di Asia.

Mengutip Eco Business, Selasa (22/10/2024) keberhasilan penghentian penggunaan batu bara di Asia bergantung pada Tiongkok dan India. Kedua negara ini disebut menghasilkan dua pertiga pembangkit listrik tenaga batu bara.

Tiongkok diperkirakan akan mencapai puncak penggunaan batu bara pada 2025 dan telah berjanji untuk menghentikan penggunaan batu bara selama tahun 2026-2030.

Sementara India tidak memiliki rencana untuk menghentikan penggunaan batu bara sebelum tahun 2030.

Menutup industri yang mempekerjakan ratusan ribu pekerja, baik di tambang maupun pabrik, akan memakan biaya mahal dan rumit.

Oleh karena itu perlu memastikan transisi yang adil ketika menghentikan penggunaan batu bara.

Transisi adil yang dimaksud akan memastikan bahwa pekerja dan masyarakat yang terdampak tidak membayar harga yang terlalu tinggi saat negara mereka beralih ke masa depan yang bebas dari bahan bakar fosil.

Baca juga:

Dampak Penggunaan Batu Bara

Batu bara menghasilkan emisi polutan dalam jumlah besar saat dibakar, termasuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida, yang menyebabkan penyakit pernapasan.

Batu bara juga melepaskan karbon dioksida atau CO2, yang memerangkap panas di atmosfer, yang menyebabkan perubahan iklim dengan dampak mulai dari kekeringan hingga kebakaran hutan, banjir hingga badai tropis.

Namun setiap tahun, sekitar 15,5 miliar metrik ton karbon dioksida dihasilkan oleh 2.000 gigawatt tenaga batu bara.

Badan Energi Internasional (IEA) menyebut sektor listrik harus sepenuhnya didekarbonisasi di seluruh dunia pada tahun 2040, mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.

Dunia memiliki tujuh tahun tersisa untuk mengurangi tenaga batu bara untuk pembangkit listrik dari 36 persen pada tahun 2022 menjadi kurang 4 persen pada tahun 2030 untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius yang ditetapkan oleh Perjanjian paris.

Menurut IEA, peningkatan energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, pengurangan emisi metana, dan peningkatan elektrifikasi dengan teknologi baru dapat menghasilkan lebih dari 80 persen penurunan emisi yang dibutuhkan pada tahun 2030.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau