Kesenjangan regulasi menurut Moody's merupakan "kredit negatif", yang berarti hal itu dapat memengaruhi stabilitas keuangan perusahaan pengiriman jika mereka tidak beradaptasi dengan cukup cepat.
Ketidakpastian regulasi juga membuat perencanaan jangka panjang menjadi lebih sulit.
Misalnya saja untuk berinvestasi pada kapal baru tentu akan melibatkan risiko keuangan yang signifikan, terutama ketika ketersediaan bahan bakar berkelanjutan di masa mendatang masih belum pasti.
Lebih lanjut, industri pengiriman juga memainkan peran penting dalam rantai pasokan global, yang berarti emisinya memiliki implikasi yang lebih luas.
Emisi ini mencakup transportasi hulu seperti pengiriman bahan ke produsen dan transportasi hilir, tempat barang dikirimkan ke pelanggan.
Baca juga: Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida
Hal tersebut akhirnya menambah tekanan pada bisnis yang bergantung pada pengiriman untuk mengurangi jejak karbon mereka.
"Tanpa kebijakan untuk merangsang permintaan dan produksi bahan bakar hijau, industri pengiriman akan kesulitan untuk melakukan dekarbonisasi dengan cara yang berarti. Perusahaan pengiriman pun akan tetap bergantung pada bahan bakar fosil," tulis Moody's dalam laporannya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya