Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsentrasi Karbon Dioksida Melonjak 151 Persen Dibanding Era Praindustri

Kompas.com - 29/10/2024, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Konsentrasi emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer pada 2023 melonjak beberapa kali lipat daripada tingkat praindustri pada abad ke-18.

Pada 2023, konsentrasi karbon dioksida mencapai 151 persen, metana 265 persen, dan nitrogen oksida 125 persen bila dibandingkan masa praindustri.

Temuan tersebut mengemuka dalam laporan terbaru Organisasi Meteorologi Dunia atau WMO yang dirilis Senin (28/10/2024).

Baca juga: Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Tingginya konsentrasi GRK di atmosfer tersebut dikhawatirkan membuat suhu planet Bumi semakin naik.

Untuk diketahui, peningkatan karbon dioksida pada 2023 saja menjadi kenaikan tahunan terbesar kedua dalam 10 tahun terakhir. Konsentrasi emisi GRK tersebut naik 11,4 persen hanya dalam 20 tahun.

Tahun lalu, dunia menyaksikan berbagai kebakaran hutan besar yang kemungkinan membuat upaya penyerapan karbon oleh alam berkurang.

Kondisi ini diperparah oleh emisi karbon dioksida dari aktivitas manusia, sebagaimana dilansir Euronews.

Baca juga: Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Laporan tersebut mengemuka menjelang KTT Iklim COP29 di Baku, Azerbaijan bulan depan.

Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo mengatakan, kondisi saat ini seharusnya menjadi tanda bahaya besar bagi para pembuat keputusan.

"Kita jelas tidak berada di jalur yang tepat untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global hingga jauh di bawah 2 derajat celsius dan menargetkan 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri," kata Saulo.

Peningkatan emisi dan kenaikan suhu Bumi, ujar Saulo, tidak boleh dianggap remeh. Setiap peningkatan emisi dan suhu memiliki dampak nyata pada kehidupan manusia dan planet Bumi.

Baca juga: Pertamina Sebut Injeksi Karbon Dioksida Mampu Pangkas Emisi 14,6 Juta Ton

Target iklim

Pada Senin, PBB juga menerbitkan laporan terpisah yang mencatat target iklim nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC) dari negara-negara saat ini.

Dalam analisisnya, PBB menyimpulkan bahwa target pengurangan emisi GRK saat ini masih jauh dari apa yang dibutuhkan untuk membatasi pemanasan global.

Untuk tetap berada dalam target Perjanjian Paris, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim atau IPCC mengatakan, emisi perlu dikurangi hingga 43 persen pada 2030.

Sedangkan, target iklim saat ini hanya memangkas emisi global hingga 51,5 gigaton karbon dioksida pada akhir dekade ini atau hanya 2,6 persen lebih rendah dari tahun 2019.

Sekretaris Eksekutif UNFCCC Simon Stiell mengatakan, target iklim saat ini masih jauh dari apa yang dibutuhkan untuk menghentikan pemanasan global.

Stiell menambahkan, temuan laporan tersebut harus menandai titik balik sekaligus berfungsi sebagai pengingat yang jelas mengapa COP29 harus dilaksanakan.

Baca juga: Pembasahan Lahan Gambut Signifikan Turunkan Karbon Dioksida

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Diet Plastik Lewat Toko Curah
Diet Plastik Lewat Toko Curah
LSM/Figur
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem, Hujan Diprediksi Landa Sejumlah Daerah
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem, Hujan Diprediksi Landa Sejumlah Daerah
Pemerintah
Akses Listrik di Asia-Pasifik Hampir Merata, tapi Transisi Energi Bersih Terhambat
Akses Listrik di Asia-Pasifik Hampir Merata, tapi Transisi Energi Bersih Terhambat
Pemerintah
Deforestasi Amazon Kurangi Curah Hujan dan Picu Kenaikan Suhu
Deforestasi Amazon Kurangi Curah Hujan dan Picu Kenaikan Suhu
Pemerintah
Studi: Paparan Polusi Udara Picu Demensia
Studi: Paparan Polusi Udara Picu Demensia
Pemerintah
Bukan Sekadar Jumlah, Cuaca Ekstrem Juga Tentukan Siapa yang Bermigrasi
Bukan Sekadar Jumlah, Cuaca Ekstrem Juga Tentukan Siapa yang Bermigrasi
LSM/Figur
Kerusakan Laut Akibat Manusia Diproyeksikan Berlipat Ganda pada 2050
Kerusakan Laut Akibat Manusia Diproyeksikan Berlipat Ganda pada 2050
Pemerintah
360 Ha Lahan TN Gunung Leuser yang Rusak karena Sawit Ilegal, Bakal Direhabilitasi
360 Ha Lahan TN Gunung Leuser yang Rusak karena Sawit Ilegal, Bakal Direhabilitasi
Pemerintah
Badak Makin Terancam, Teknologi ART dan Biobank Beri Harapan
Badak Makin Terancam, Teknologi ART dan Biobank Beri Harapan
Pemerintah
Ecolab dan SCG Perkuat Kemitraan untuk Tingkatkan Efisiensi dan Dorong Target Net Zero
Ecolab dan SCG Perkuat Kemitraan untuk Tingkatkan Efisiensi dan Dorong Target Net Zero
Swasta
Insan Astra Salurkan Donasi Rp 371 Juta dari Healthy Life Challenge ke Kampung Berseri Astra
Insan Astra Salurkan Donasi Rp 371 Juta dari Healthy Life Challenge ke Kampung Berseri Astra
Swasta
Kemenhut Siapkan Rp 6 T untuk Belanja Pegawai hingga Penanganan Kehutanan
Kemenhut Siapkan Rp 6 T untuk Belanja Pegawai hingga Penanganan Kehutanan
Pemerintah
Hadir di EDRR 2025, Astra Tunjukkan Komitmen Kesiapsiagaan Bencana Nasional
Hadir di EDRR 2025, Astra Tunjukkan Komitmen Kesiapsiagaan Bencana Nasional
Swasta
Astra Bangun 250 Rumah Layak Huni Gratis untuk Warga Banyumas dan Garut
Astra Bangun 250 Rumah Layak Huni Gratis untuk Warga Banyumas dan Garut
Swasta
IPB: Koperasi Bisa Jadi Penggerak Pembangunan Berkelanjutan di RI dan Malaysia
IPB: Koperasi Bisa Jadi Penggerak Pembangunan Berkelanjutan di RI dan Malaysia
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau