Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Energi Terbarukan di Pulau Bando Bisa Dicontoh Kawasan Konservasi Lain

Kompas.com - 29/10/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Penerapan energi terbarukan di Pulau Bando, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bisa menjadi contoh bagi konservasi lain di tanah air.

Hal tersebut disampaikan peneliti Yayasan Indonesia Cerah Sartika Nur Shalati, sebagaimana dilansir Antara, Senin (28/10/2024).

"Penggunaan energi terbarukan di Pulau Bando yang masuk ke dalam Kawasan Konservasi Pulau Pieh dan laut sekitarnya patut diapresiasi," kata Sartika.

Baca juga: Desentralisasi Energi Terbarukan Butuh Penguatan Inklusi Gender

Pulau Bando merupakan wilayah konservasi perairan nasional pertama di Indonesia yang menerapkan energi terbarukan berupa pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

Selain PLTB yang berkapasitas 500 watt, di pulau tersebut juga terdapat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 2.300 watt peak (WP).

Kedua sumber energi terbarukan tersebut berperan penting dalam pengelolaan kawasan konservasi terutama penyelamatan habitat penyu dan ekosistem yang ada di sekitar pulau itu.

Menurut Sartika, sudah sepatutnya konservasi dan instansi pemerintah beralih ke penggunaan energi terbarukan.

Baca juga: Energi Terbarukan Ciptakan 16,2 Juta Lapangan Kerja di Seluruh Dunia

Sebab, hingga kini pihaknya mencatat penggunaan energi terbarukan masih kurang dari satu persen.

Padahal, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan hingga 3.686 gigawatt (GW) lebih. Oleh karena itu, Yayasan Indonesia Cerah memandang penggunaan dan penerapan sumber energi terbarukan penting untuk terus dilakukan di berbagai sektor.

Selain itu, Sartika juga mewanti-wanti agar pemerintah atau pihak terkait memberikan pelatihan dan pembekalan secara berkala kepada pengelola di kawasan konservasi yang telah menerapkan energi terbarukan.

Baca juga: Energi Terbarukan Perlu Jadi Prioritas DPR Periode Baru 2024-2029

Sebab, ia khawatir apabila masyarakat atau pengelola Pulau Bando tidak dibekali dengan kemampuan yang cakap dalam menangani alat-alat PLTS dan PLTB, maka ketika terjadi kerusakan bisa berdampak buruk terhadap pelestarian penyu dan sebagainya.

Sementara itu, Community Development Officer AFT Minangkabau Pertamina Patra Niaga Sumatera Bagian Utara Wahyu Hamdika mengatakan pemasangan energi terbarukan di Pulau Bando merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan tersebut di kawasan konservasi.

"Dua sumber energi ini berperan penting dalam pelestarian penyu salah satunya pengoperasian E-Katuang yang sangat mengandalkan energi listrik," kata Wahyu.

Baca juga: Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau