KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta negara-negara di dunia segera memperbarui dan meningkatkan komitmen pengurangan karbon.
Menurut PBB, negara-negara dunia hanya memiliki tenggat waktu yang singkat untuk memperbarui rencana iklim mereka untuk menghindari konsekuensi yang dahsyat bagi umat manusia dan titik kritis yang tidak dapat diubah di daratan dan lautan.
Ada beberapa kondisi yang membuat PBB menyuarakan agar negara-negara di dunia segera memperbarui dan meningkatkan komitmen mereka.
Baca juga:
Mengutip Bussiness Times, Senin (28/10/2024) polusi yang memanaskan planet meningkat 1,3 persen pada tahun 2023 dari tahun sebelumnya.
Polusi itu tak hanya dari pembakaran minyak, gas, dan batu bara tetapi juga dari hal-hal seperti pertanian dan hilangnya hutan. Situasi tersebut membawa emisi ke rekor tertinggi baru sebesar 57,1 miliar ton CO2.
Selain itu, setiap tahun kenaikan suhu semakin mendekati kemungkinan batas pemanasan global sebesar 1,5 derajat Celsius, yang telah lama diidentifikasi sebagai batas bagi dunia yang relatif aman terhadap iklim.
Untuk mempertahankan 1,5 derajat C, emisi perlu dipangkas lebih dari 40 persen pada tahun 2030. Itu berarti pengurangan emisi global sebesar 9 persen per tahun hingga tahun 2030.
Menurut laporan UNEP, penyumbang terbesar dari polusi gas rumah kaca berasal dari negara G20 (tidak termasuk Uni Afrika) yang menyumbang 77 persen dari total polusi pada tahun 2023.
Dan tiga negara menghasilkan sekitar setengah dari seluruh emisi karbon global tahun lalu yaitu Tiongkok (30 persen), Amerika Serikat (11 persen) dan India (8 persen).
Baca juga:
Sementara sebelumnya, hampir 200 negara telah mengeluarkan komitmen iklim formal berdasarkan Perjanjian Paris.
Berdasarkan Nationally Determined Contributions (NDC) komitmen tersebut kemudian diharapkan akan diperbarui dan diperkuat setiap lima tahun.
Ini mengapa PBB kemudian menyerukan untuk melakukan 'lompatan' dalam ambisi pengurangan emisi.
Kendati demikian badan tersebut juga mengungkapkan masih ada kesempatan untuk menekan pemanasan hingga 1,5 derajat C yang bisa dipercepat dengan peluncuran energi surya dan angin serta tindakan untuk melindungi hutan.
sumber https://www.businesstimes.com.sg/esg/world-deadline-carbon-cutting-quantum-leap-un
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya