JAKARTA, KOMPAS.com - Nelayan di Indonesia dihadapkan pada membengkaknya biaya operasional akibat semakin menjauhnya wilayah tangkapan ikan.
Ketua Umum Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI) Hendra Wiguna mengatakan bahwa kondisi tersebut menjadi salah satu penyumbang kemiskinan di kalangan nelayan.
"Ada banyak faktor, salah satunya nelayan menghadapi penambahan biaya operasional akibat menjauhnya wilayah operasi penangkapan ikan, menjadikan pendapatannya menurun. Hal ini juga menjadikan nelayan kesulitan untuk memperbaruhi alat produksinya, sehingga meningkatkan risiko kerja dan usaha,” terang Hendra dalam keterangan resmi, Senin (28/10/2024).
Baca juga:
Dengan mempertimbangkan kondisi ini, dia menyarankan pemerintah agar sistem logistik produk kelautan dan perikanan diperbaiki.
“Paling awal, kita perlu memperbaiki sistem logistik produk kelautan perikanan. Sehingga distribusi hasil kelautan perikanan berjalan dengan baik, yang selanjutnya akan mendorong perbaikan ekonomi rakyat. Kemudian berlanjut pada perbaikan tata kelola pangan kita,” tutur Hendra
Hal lain yang juga tak kalah penting adalah pemberian nilai tambah pada produk kelautan dan perikanan. Hal ini menjadi strategi penting, karena bisa membantu penyerapan tenaga kerja sekaligus menurunkan ambisi eksplotasi sumber daya laut.Baca juga: Kemiskinan Ekstrem RI Masih 0,8 Persen, Target Dieliminasi pada 2024
Adapun agenda penambahan nilai produk ini perlu didukung dengan keterampilan yang mempuni. Maka, penting untuk memastikan semua pelaku pangan perikanan memiliki keterampilan tersebut.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya