JAKARTA, KOMPAS.com - Meski kanker sudah bisa diobati, namun deteksi dini jauh lebih baik. Hal ini terus digaungkan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) yang mengimbau masyarakat agar tidak datang ke fasilitas layanan kesehatan ketika sudah stadium lanjut.
Untuk itu, YKI melaksanakan pelayanan sosial deteksi dini kanker Retinoblastoma pada 100 anak di bawah usia 3 tahun dan deteksi dini kanker Serviks kepada 100 peserta di Wilayah Rusunawa Pesakih, Jakarta Barat, Selasa (28/5/2024).
Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan pelayanan preventif kanker, terutama kanker serviks/leher rahim yang paling umum terjadi pada wanita.
Pada tahun 2018, diperkirakan 570.000 wanita didiagnosis menderita kanker serviks di seluruh dunia dan sekitar 311.000 wanita meninggal akibat penyakit tersebut.
Baca juga: Pencemaran Air Dapat Sebabkan Stunting Hingga Kanker
Data dari Global Cancer Observatory tahun 2020 menyebutkan, terdapat 36.633 (9,2 persen) kasus baru kanker serviks di Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) disebutkan bahwa angka kejadian kanker di Indonesia berada pada urutan ke-8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23.
Angka kejadian kanker leher rahim/serviks di Indonesia sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
Sekitar 70 persen penderita kanker datang ke sarana pelayanan kesehatan sudah pada stadium lanjut.
Di sisi lain perilaku masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat juga masih kurang dan perlu ditingkatkan.
Baca juga: Deteksi Dini Jadi Kunci Keberhasilan Atasi Kanker Mulut
Dampaknya adalah angka kematian karena kanker semakin tinggi. Padahal kanker bisa diobati bila ditemukan pada stadium dini dan diobati dengan cepat dan tepat.
Ketua Bidang Umum YKI Penny Iriana Marsetio mengatakan, YKI melaksanakan penyediaan layanan preventif melalui deteksi dini Retinoblastoma pada anak dan deteksi dini kanker Serviks dengan metoda IVA.
"Hal ini guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penanggulangan kanker melalui deteksi dini sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan diri secara berkala," ujar Penny.
Ada 100 peserta deteksi dini, baik kategori anak untuk deteksi dini kanker Retinoblastoma, maupun perempuan untuk deteksi dini kanker Serviks.
Dalam pelaksanaannya, Ketua Bidang Pendidikan dan Penyuluhan YKI Yurni Satria menjelaskan, program deteksi ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar tentang kanker serviks dan kanker pada anak terutama Retinoblastoma.
Baca juga: Kesadaran Minim Jadi Salah Satu Penyebab Tingginya Kematian akibat Kanker
"Sehingga dapat teridentifikasi jika terdapat kejadian kanker Retinoblastoma pada anak di wilayah Rusun Pesakih dan sekitarnya, serta meningkatkan cakupan pelayanan IVA untuk skrining kanker serviks terutama di DKI Jakarta," tutur Yurni.
Hasil deteksi dini terhadap anak yang dicuragai memiliki ciri-ciri Retinoblastoma dibuat rujukan oleh tim Puskesmas. Demikian pula bagi pasien yang ditemukan IVA positif dilakukan kryoterapi atau dirujuk ke Rumah sakit terdekat.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya