Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Kanker Bisa Diobati, Deteksi Dini Lebih Baik

Kompas.com - 30/05/2024, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski kanker sudah bisa diobati, namun deteksi dini jauh lebih baik. Hal ini terus digaungkan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) yang mengimbau masyarakat agar tidak datang ke fasilitas layanan kesehatan ketika sudah stadium lanjut. 

Untuk itu, YKI melaksanakan pelayanan sosial deteksi dini kanker Retinoblastoma pada 100 anak di bawah usia 3 tahun dan deteksi dini kanker Serviks kepada 100 peserta di Wilayah Rusunawa Pesakih, Jakarta Barat, Selasa (28/5/2024).

Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan pelayanan preventif kanker, terutama kanker serviks/leher rahim yang paling umum terjadi pada wanita.

Pada tahun 2018, diperkirakan 570.000 wanita didiagnosis menderita kanker serviks di seluruh dunia dan sekitar 311.000 wanita meninggal akibat penyakit tersebut.

Baca juga: Pencemaran Air Dapat Sebabkan Stunting Hingga Kanker

Data dari Global Cancer Observatory tahun 2020 menyebutkan, terdapat 36.633 (9,2 persen) kasus baru kanker serviks di Indonesia.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) disebutkan bahwa angka kejadian kanker di Indonesia berada pada urutan ke-8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23.

Angka kejadian kanker leher rahim/serviks di Indonesia sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.

Sekitar 70 persen penderita kanker datang ke sarana pelayanan kesehatan sudah pada stadium lanjut.

Di sisi lain perilaku masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat juga masih kurang dan perlu ditingkatkan.

Baca juga: Deteksi Dini Jadi Kunci Keberhasilan Atasi Kanker Mulut

Dampaknya adalah angka kematian karena kanker semakin tinggi. Padahal kanker bisa diobati bila ditemukan pada stadium dini dan diobati dengan cepat dan tepat.

Ketua Bidang Umum YKI Penny Iriana Marsetio mengatakan, YKI melaksanakan penyediaan layanan preventif melalui deteksi dini Retinoblastoma pada anak dan deteksi dini kanker Serviks dengan metoda IVA.

"Hal ini guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penanggulangan kanker melalui deteksi dini sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan diri secara berkala," ujar Penny.

Ada 100 peserta deteksi dini, baik kategori anak untuk deteksi dini kanker Retinoblastoma, maupun perempuan untuk deteksi dini kanker Serviks.

Dalam pelaksanaannya, Ketua Bidang Pendidikan dan Penyuluhan YKI Yurni Satria menjelaskan, program deteksi ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar tentang kanker serviks dan kanker pada anak terutama Retinoblastoma.

Baca juga: Kesadaran Minim Jadi Salah Satu Penyebab Tingginya Kematian akibat Kanker

"Sehingga dapat teridentifikasi jika terdapat kejadian kanker Retinoblastoma pada anak di wilayah Rusun Pesakih dan sekitarnya, serta meningkatkan cakupan pelayanan IVA untuk skrining kanker serviks terutama di DKI Jakarta," tutur Yurni.

Hasil deteksi dini terhadap anak yang dicuragai memiliki ciri-ciri Retinoblastoma dibuat rujukan oleh tim Puskesmas. Demikian pula bagi pasien yang ditemukan IVA positif dilakukan kryoterapi atau dirujuk ke Rumah sakit terdekat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Dampak Positif IMIP pada Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Dampak Positif IMIP pada Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Swasta
Gerakan Menanam Pohon dari Kader Jadi Kado Ulang Tahun ke-78 Megawati

Gerakan Menanam Pohon dari Kader Jadi Kado Ulang Tahun ke-78 Megawati

LSM/Figur
Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

LSM/Figur
DBS Indonesia Siapkan Rp 100 Miliar untuk Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Kelompok Rentan

DBS Indonesia Siapkan Rp 100 Miliar untuk Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Kelompok Rentan

Swasta
BNI Implementasikan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja

BNI Implementasikan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja

BUMN
AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

LSM/Figur
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

Pemerintah
Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Pemerintah
Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Swasta
'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau