Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggurunan Lahan: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

Kompas.com - 13/11/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Perubahan tersebut mungkin bersifat sementara, hanya berlangsung satu musim, atau dapat berlangsung selama bertahun-tahun dan puluhan tahun.

Di sisi lain, lahan kering digunakan untuk berbagai keperluan manusia seperti pertanian, penggembalaan hewan, dan pengumpulan kayu bakar.

Berbagai aktivitas yang dilakukan lahan tersebut dapat memperburuk masalah penggurunan dan menyebabkan perubahan yang bertahan lama pada ekosistem lahan kering.

Baca juga: Ketika Gurun Sahara Banjir, tapi Sungai Amazon Justru Mengering...

Dampak

Menurut UNCCD, sekitar 500 juta orang tinggal di daerah yang mengalami penggurunan.

Mereka yang tinggal di kawasan tersebut dapat mengalami kemiskinan yang parah, kurangnya ketahanan pangan, dan kesehatan yang buruk akibat kekurangan gizi dan kurangnya akses ke air bersih.

Mereka juga lebih rentan terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrem seperti kekeringan dan bencana alam.

Dengan kondisi seperti itu dan potensi konflik yang lebih besar untuk memperebutkan sumber daya alam, mereka mungkin juga menghadapi migrasi paksa.

Baca juga: Gurun Sahara Dilanda Banjir untuk Kali Pertama dalam 50 Tahun, Ahli Ungkap Penyebabnya

Salah satu contoh gurun yang paling menonjol adalah gurun Aralkum di Asia Tengah. Pada 1960-an, daerah tersebut ditutupi oleh danau terbesar keempat di dunia, Laut Aral.

Namun, perlahan luasnya menyusut hingga sepersepuluh dari ukuran sebelumnya, dengan hanya tersisa tiga danau kecil yang sangat asin.

Pada masa Uni Soviet, airnya digunakan untuk mengairi wilayah semi-gurun untuk menanam kapas, yang menyebabkan penurunan permukaan air.

Perubahan iklim semakin memperparah keadaan ini, mengubah dasar laut yang kering menjadi gurun yang tertutup garam.

Baca juga: Pertama Kalinya dalam 50 Tahun, Danau Gurun Sahara yang Kering Kembali Terisi Air

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau