KOMPAS.com - Sejumlah pemimpin dunia dan ilmuwan iklim ternama menyerukan reformasi proses pertemuan conference of the parties (COP) melalui surat terbuka.
Pada hari kelima, Jumat (16/11/2024), KTT Iklim COP29 menyelenggarakan panel tingkat tinggi tentang iklim dan perdamaian.
Namun, perdebatan seputar perlunya reformasi proses COP telah menjadi pusat perhatian di Baku.
Baca juga: COP29: Transisi Energi Harus Perhatikan Semua Kalangan Masyarakat
Dalam surat terbuka, lebih dari 20 pakar termasuk mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Mantan Presiden Irlandia Mary Robinson, mantan kepala iklim PBB Christiana Figueres mengatakan bahwa meskipun telah mencapai banyak kemajuan, proses COP perlu dirombak.
Surat tersebut menyerukan tujuh reformasi utama mulai dari pelacakan pendanaan iklim yang kuat, integrasi bukti ilmiah terbaru, hingga pertemuan yang lebih kecil dan lebih sering.
Selain itu, mereka juga mendesak kriteria kelayakan yang ketat bagi negara tuan rumah COP.
Di sisi lain, Presiden COP29 Mukhtar Babayev mengatakan, KTT tersebut berjalan dengan baik.
Dia menyanjung kesepakatan awal mengenai Pasal 6.4 dalam Perjanjian Paris tentang pasar karbon internasional yang sudah disepakati dalam COP29.
"Pekerjaan awal 6.4 memberi kita motivasi tambahan untuk memenuhi semua kewajiban atau pokok bahasan lainnya," kata Babayev, sebagaimana dilansir Euronews.
Baca juga: COP29, RI Dapat Pendanaan Rp 20 Triliun untuk Kembangkan Listrik Hijau
Babayev berujar, pembicaraan difokuskan pada tujuan kolektif terukur baru yang akan menggantikan target pendanaan iklim sebelumnya sebesar 100 miliar dollar AS per tahun yang ditetapkan pada tahun 2009.
Berdasarkan Perjanjian Paris, negara-negara sepakat untuk menetapkan target pendanaan iklim baru pada tahun 2025.
"Kami mengadakan banyak pertemuan di sini dan sekarang suhu diskusi sedang sangat panas," kata Babayev.
Kemajuan dalam perjanjian untuk tujuan pendanaan iklim baru sedang terjadi. Namun, Babayev mengakui situasinya masih rumit.
Baca juga: Hari Keempat COP29, Berikut Daftar Kesepakatan Pendanaan yang Terjalin
"Kami telah menerima sinyal positif dari lembaga keuangan internasional untuk meningkatkan kontribusi mereka selama dua tahun ke depan. Dan saya pikir itu sinyal yang bagus."
Dia menambahkan, semua kekuatan benar-benar terkonsolidasi untuk mencapai kesepakatan pendanaan iklim di COP29 Baku.
"Tetapi ini benar-benar rumit dan kami masih berusaha berbicara dengan para pihak untuk menavigasi proses ini," papar Babayev
Semua mata tertuju pada apa yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Pekan kedua akan menjadi pekan yang krusial dalam menentukan seberapa besar pencapaian COP ini dan tingkat komitmen dari semua pihak yang terlibat dalam memenuhi tujuan Perjanjian Paris.
Baca juga: Langkah Strategis Indonesia di COP29, Rehabilitasi dan Restorasi Hutan Terdegradasi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya