Misalnya, pesawat nirawak bawah laut yang dikenal sebagai Kendaraan Bawah Air Otonom (AUV), yang dilengkapi dengan serangkaian sensor untuk mengukur dasar laut dan mendeteksi polutan, dapat membantu meningkatkan pengetahuan kita tentang lokasi bangkai kapal, apa yang dibawanya, dan tingkat kerusakannya.
AUV dapat menyediakan data resolusi tinggi yang relatif murah yang menghasilkan lebih sedikit emisi daripada kampanye survei sejenis yang dilakukan dari kapal penelitian besar.
Namun tetap perlu membandingkan hasil data dengan arsip lainnya untuk membantu menghasilkan pengetahuan dan tingkat kepastian yang lebih tinggi.
Selain itu juga perlu kerangka regulasi dan pendanaan yang kuat serta standar teknis perbaikan.
Dengan begitu, risiko lingkungan dan keselamatan yang ditimbulkan oleh bangkai kapal di dasar laut bisa diantisipasi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya