Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Siapkan Dua Kilang untuk Produksi Biodiesel B40

Kompas.com - 29/12/2024, 16:00 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa biodiesel B40 akan diluncurkan pada 1 Januari 2025. B40 adalah bahan bakar dari campuran solar dengan 40 persen bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit.

Wakil Menteri ESDM Yuliot mengatakan, B40 merupakan salah satu langkah untuk mencapai ketahanan energi. Karenanya, Kementerian ESDM telah memerika kesiapan biodiesel B40 di Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai, Riau.

"Menteri ESDM telah menetapkan keputusan terkait implementasi ini, dan kami sudah melihat sendiri kesiapan dari sisi industri fatty acid methyl ester (FAME) sebagai bahan bakar nabati,” kata Yuliot dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/12/2024).

Baca juga:

Ia menjelaskan, kebutuhan biodiesel untuk mendukung mandatori B40 diperkirakan mencapai 15,6 juta kiloliter per tahun. Angka tersebut mencakup distribusi ke seluruh Indonesia. Dengan begitu, kesiapan sisi bahan baku maupun rantai pasok menjadi prioritas utama.

Yuliot mengatakan, tantangan dalam penerapan B40 terkait dengan ketersediaan bahan baku dan kondisi geografis di Indonesia.

“Kami mengharapkan masukan dari Pertamina Patra Niaga maupun badan usaha lain terkait tantangan implementasi B40," ungkap Yuliot.

"Misalnya, wilayah seperti Dumai yang relatif panas, atau daerah dataran tinggi dengan suhu lebih dingin, apakah ada dampak yang perlu disiapkan baik oleh Pertamina maupun badan usaha BBM yang akan melaksanakan mandatori B40,” tambah dia.

Dua Kilang Pertamina

PT Pertamina (Persero) telah menyiapkan dua kilang utama untuk memproduksi B40, antara lain Refinery Unit III Plaju di Palembang dan Refinery Unit VII Kasim di Papua. Sementara, pencampuran bahan bakar solar dengan bahan bakar nabati akan dilakukan Pertamina Patra Niaga.

“Pada dasarnya, kilang kami rata-rata memproduksi bahan bakar B0, dan Insya Allah siap untuk memproduksi B40. Kilang yang akan memproduksi B40 adalah RU III Plaju dan RU VII Kasim, sementara blendingnya dilakukan oleh Patra Niaga,” ucap Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Didik Bahagia.

Baca juga:

Didik menyebut, pihaknya juga telah memproduksi bioavtur atau sustainable aviation fuel (SAF) dengan campuran 2,4 persen bahan bakar berbasis sawit. Produksi ini dilakukan di Green Refinery Kilang Cilacap melalui metode co-processing.

Bioavtur adalah bahan bakar yang dihasilkan dari sumber daya hayati yakni minyak nabati, lemak hewan, atau limbah biomassa.

“Kapasitas pengolahan bioavtur saat ini mencapai 9.000 barel per hari, dengan bahan baku dari produk turunan kelapa sawit, yaitu Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO)," jelas dia.

Didik memastikan, uji coba telah dilakukan pada pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 rute Jakarta-Solo.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau