KOMPAS.com - Hutan bukanlah sekadar pepohonan atau tanaman yang tumbuh di tengah tanah tak bertuan.
Lebih dari itu, hutan adalah sebuah ekosistem, "rumah" dan tempat tinggal bagi jutaan keanekaragaman hayati mulai dari jamur, serangga, mamalia, dan bermacam satwa lainnya.
Selama ribuan tahun lamanya, hutan yang telah terbentuk menyediakan penghidupan bagi berbagai makhluk hidup. Bahkan sampai saat ini, ada jutaan orang yang masih menggantungkan hidupnya di dalam hutan.
Baca juga: Deforestasi, 1,9 Juta Hektare Hutan Indonesia Rusak Dalam 2 Tahun
Di samping itu, hutan juga memiliki pengaruh besar terhadap pola curah hujan, kualitas air dan tanah, serta pencegahan banjir. Hutan juga berperan penting menyerap gas rumah kaca (GRK) untuk melawan pemanasan global dan perubahan iklim.
Dengan kata lain, makhluk hidup termasuk manusia modern sangat membutuhkan hutan yang lestari.
Membabat hutan berarti menggusur penghidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Ada bencana besar mengintai planet Bumi jika laju penggundulan hutan atau deforestasi tak terkendali dan membuat hutan menjadi rusak.
Dilansir dari Earth.org, berikut sejumlah dampak buruk dari deforestasi yang berlebihan.
Baca juga: Indonesia Telah Lampaui Kuota Target Deforestasi
Para ilmuwan sepakat, deforestasi dapat memperparah perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Pepohonan di hutan dapat menyerap emisi GRK berlebih dari aktivitas manusia, penyebab utama pemanasan global yang memicu perubahan iklim
Global Forest Watch menyebutkan, dari berbagai jenis, hutan tropis menjadi kawasan yang krusial untuk melawan perubahan iklim.
Apabila hutan tropis dibabat, aktivitas tersebut bukan hanya melemahkan penyerapan GRK, melainkan juga melepaskan emisi.
Tingkat emisi yang dihasilkan dari hilangnya hutan tropis saat ini hampir 25 persen lebih tinggi daripada yang dihasilkan di Uni Eropa dan sedikit di bawah tingkat AS.
Deforestasi juga meningkatkan risiko kebakaran hutan yang tidak terkendali. Pada gilirannya, hal tersebut semakin memperparah kerusakan hutan, dan memperburuk penggundulan hutan.
Baca juga: Film 17 Surat Cinta Diluncurkan, Ungkap Ancaman Deforestasi Ilegal SM Muara Singkil
Selain berperan sebagai penyerap karbon, hutan merupakan komponen penting dari siklus air dan memiliki fungsi yang sangat penting untuk mencegah degradasi lahan dan penggurunan.
Deforestasi dapat mengganggu siklus tersebut dengan mengurangi curah hujan dan memengaruhi aliran sungai serta volume air.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya